Haru menyelimuti pertemuan Samsir Alamsyah, warga Desa Taba Saling Kecamatan Tebat Karai dengan kedua anak kandungnya via panggilan video (video call). Samsir telah 35 tahun terpisah dengan kedua putri kandungnya itu, Neli dan Lia.
Samsir meninggalkan kedua anaknya itu ke Kepahiang selepas istrinya meninggal. Saat itu, usia anak bungsunya baru 3 bulan, sementara anak sulungnya sudah duduk di bangku SD. Samsir sempat kembali menemui kedua anaknya itu sekira tahun 1996. Saat itu Neli sudah duduk di bangku kelas 5 SD sedangkan adiknya kelas 2 SD.
Rupanya, pertemuan itu menjadi yang terakhir. Samsir kemudian pulang lagi ke Kepahiang dan jatuh sakit. Samsir tak bisa banyak berbuat. Ia kemudian benar-benar hilang kontak dengan kedua anaknya itu.
Saat itu fasilitas komunikasi tak semudah saat ini dimana setiap orang memiliki ponsel. Setelah puluhan tahun tak bertemu, yang ia ingat hanya nama desa dan kecamatan tempat mertuanya atau tempat terakhir ia meninggalkan anak-anaknya itu.
Pencarian Neli dan Lia
Pertemuan virtual Samsir dengan kedua anaknya difasilitasi oleh Gugun, warga Bengkulu yang kini bekerja di Bandung Jawa Barat. Gugun sendiri juga masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Samsir.
Gugun tak butuh waktu berhari-hari untuk menemukan kediaman Neli dan Lia, meski informasi yang ia miliki hanya nama desa tempat kedua anak Samsir tinggal.
Diketahui, kedua putri Samsir tinggal di sebuah desa bernama Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat. Saat Gugun mendatangi desa ini, ia beruntung bertemu dengan orang yang paham sedikit silsilah keluarga Samsir Alamsyah.
Rencananya, Neli dan Lia akan berangkat ke Kepahiang pada Kamis pagi (21/01/2021) dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta diantar oleh Gugun.
Pertemuan ini tentu sudah dinantikan sejak lama oleh Samsir yang kini tinggal di rumah milik Pujo Suripto di Desa Taba Saling.
“Kita akan berangkat jam 07.30 hari Kamis naik pesawat dari Bandara Halim Perdana Kusuma,” tulis Gugun via WhatsApp.
Gugun bercerita, untuk menemui kedua anak Samsir, ia harus menempuh jarak sangat jauh masuk ke desa Puraseda.
“Besok kita berangkat ke Bengkulu dengan empat cucu Pak Samsir juga,” demikian Gugun.