Sinopsis Film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Kisah Cinta Pevita Pearce dan Herjunot Ali yang Terhalang Takdir

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

KEPAHIANG.PROGRES.ID– “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”, yang dalam judul internasional dikenal sebagai “The Sinking of the Van der Wijck”, adalah sebuah film drama romantis Indonesia yang dirilis pada 19 Desember 2013.

Disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya, film ini merupakan adaptasi dari novel legendaris karya Buya Hamka dengan judul yang sama.

Dengan biaya produksi yang tinggi, film ini menjadi salah satu proyek termahal dari Soraya Intercine Films, memakan waktu lima tahun untuk produksi dan dua tahun untuk penulisan skenario.

Pemeran

  • Herjunot Ali sebagai “Engku” Zainuddin
  • Pevita Pearce sebagai “Rangkayo” Hayati
  • Reza Rahadian sebagai Aziz
  • Randy Danistha sebagai Bang Muluk
  • Arzetti Bilbina sebagai Ibu Muluk
  • Kevin Andrean sebagai Sophian
  • Mikaila Patritz sebagai Frieda
  • Jajang C. Noer sebagai Mande Jamilah
  • Niniek L. Karim sebagai Mak Base
  • Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto sebagai Datuk Hayati
  • Gesya Shandy sebagai Khadijah
  • Fenny Bauty sebagai Bundo Aziz & Khadijah

Sinopsis

Berlatar pada tahun 1930-an, cerita film ini dimulai di Makassar, di mana Zainuddin (Herjunot Ali) memulai perjalanan menuju kampung halaman ayahnya di Batipuh, Padang Panjang.

Di sana, ia bertemu Hayati (Pevita Pearce), seorang gadis cantik dari kalangan bangsawan Minang yang menjadi pusat perhatian di komunitasnya.

Cinta tumbuh antara mereka, namun adat dan perbedaan sosial menjadi penghalang besar dalam hubungan mereka.

Zainuddin, yang berasal dari keluarga campuran Makassar dan Minang, dianggap tidak memiliki status yang diakui dalam masyarakat Minang yang matrilineal.

Sementara Hayati, sebagai perempuan Minang dari keturunan bangsawan, tidak bisa menjalin hubungan dengan Zainuddin.

Exit mobile version