KEPAHIANG.PROGRES.ID – Rocky Gerung ramai dibicarakan karena mengkritik Timnas Indonesia dengan program naturalisasi yang masif.
Rocky Gerung berujar, program naturalisasi yang gencar dilakukan PSSI saat ini adalah bentuk penipuan dan sensasi.
“Karena apa yang sekarang disebut sebagai naturalisasi itu semacam penipuan terhadap sensasi itu,” ujar Rocky.
Rocky juga menjelaskan, seharusnya Timnas Indonesia harus diisi oleh pemain asli Indonesia.
“Betul bahwa sepakbola itu olahraga yang mendunia dan orang akan menyaksikan kegembiraan di lapangan, tetapi Timnas itu harusnya datang dari bibit kita,” imbuhnya.
Kritik Rocky ini pun menuai reaksi dari warganet penggemar Timnas Indonesia dan sepakbola pada umumnya. Warganet menilai Rocky Gerung terlalu berani mengambil tema sepakbola dalam kritiknya.
Kanal Youtube YudaMedia HD menyebut Gerung salah memilih tema kritik dan dia harus berhadapan dengan fans bola yang ultras.
“Rocky Gerung kali ini salah berkomentar dan salah me-react. Dia punya komentar nyinyir kepada Timnas Indonesia,” ujar Yuda dari kanal tersebut.
“Berani bener lawan, musuh, dengan fans bola ini!,” imbuhnya.
Kanal Youtube Fonsega juga menyayangkan kritik Gerung terhadap Timnas Indonesia saat euforia penampilan apik Timnas di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde 3.
“Di tengah-tengah kemajuan sepakbola Indonesia, ada saja orang-orang yang mengacaukan, mengadudomba masyarakat Indonesia. Kita lihat seperti Bung Towel, terus kemaren itu Peter Gontha. Eh sekarang ada lagi Rocky Gerung yang berkomentar tentang sepakbola Indonesia,” ujar Fonsega.
Sejumlah netizen lainnya di TikTok juga geram dengan Rocky Gerung yang tiba-tiba mengomentari sepakbola.
“Ngapain bapak-bapak ini (Ada gambar Rocky Gerung dan Peter Gontha) tiba-tiba muncul. Ngapain masuk ranah sepakbola pak, ngapain?,” tutur pengguna Tiktok lainnya.
Pantauan Progres.id, setidaknya, ada ratusan kanal Youtube, Tiktok dan media sosial lainnya yang kini mereaksi kritik Rocky Gerung dan Peter Gontha. Mereka menyarankan agar Rocky Gerung tidak ikut ambil bagian di ranah sepakbola, cukup mengkritik kebijakan publik lainnya dan politik saja.
