Bayangkan Jika Gempa Megathrust Enggano Bengkulu, Jawa Barat-Tengah dan Selat Sunda Terjadi Serentak, Ini Kata Peneliti BRIN

KEPAHIANG.PROGRES.ID – Bayangkan jika dua gempa megathrust besar, seperti Megathrust Enggano di Bengkulu dan Megathrust Jawa Barat-Tengah, terjadi bersamaan. Dampaknya bisa sangat dahsyat, bahkan lebih parah dari bencana alam yang pernah kita alami sebelumnya.

Menurut Widjo Kongko, seorang perekayasa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), energi yang dihasilkan dari gempa tersebut bisa setara dengan gempa bumi dan tsunami Aceh 2004.

“Energi yang dihasilkan akan mirip dengan gempa bumi dan tsunami Aceh 2004,” ungkap Widjo dikutip Progres Kepahiang dari Kompas.com.

Widjo menjelaskan bahwa Megathrust Selat Sunda memiliki potensi untuk memicu gempa berkekuatan M 8,7. Namun, jika gempa ini terjadi bersamaan dengan aktivitas di segmen lain seperti Megathrust Enggano di Bengkulu atau Megathrust Jawa Barat-Tengah, kekuatannya bisa mencapai Magnitudo 9 atau lebih. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko terjadinya tsunami besar yang bisa lebih tinggi dari tsunami Aceh 2004.

Megathrust Mentawai-Siberut juga menjadi perhatian ilmuwan karena potensi gempanya. Wilayah ini pernah memicu gempa besar di masa lalu, seperti gempa M 8,5 di Nias pada 1994 dan M 7,9 di Lampung-Bengkulu pada 2000. Gempa terbesar yang dipicu oleh megathrust ini terjadi pada 10 Februari 1797, dengan kekuatan M 8,5 yang menyebabkan tsunami besar dan menewaskan lebih dari 300 orang.

Langkah Mitigasi: Menuju Zero Victim

Untuk menghadapi ancaman ini, BMKG telah menyiapkan sistem monitoring, pemrosesan, dan penyebaran informasi gempa bumi serta peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat.

Selain itu, BMKG juga aktif dalam memberikan edukasi dan pelatihan mitigasi bencana kepada pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku industri pantai melalui berbagai program seperti Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS), dan Pembentukan Masyarakat Siaga Tsunami.

“Harapan kami, upaya mitigasi ini dapat berhasil menekan risiko bencana, bahkan hingga mencapai zero victim,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dinukil dari Kompas.com.

Dengan persiapan dan kewaspadaan yang semakin meningkat, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih siap menghadapi ancaman gempa dan tsunami di masa depan.

Exit mobile version