Sebelum Sebar Info dari Medsos, Perhatikan Kriteria Ini, Jangan Jadi Bagian Penyebar Hoax

Deklarasi anti hoax
Coffee Morning dan Deklarasi Anti Hoax di Mapolres Kepahiang | Foto: Koko/PROGRES.ID

PROGRES KEPAHIANGHoax atau fake news atau juga disebut berita palsu kini banyak beredar di media sosial (Medsos) seperti Facebook, Twitter, WhatsApp dan lainnya. Konten hoax cepat menyebar ketika pengguna medsos mudah terprovokasi dan tidak teliti.

Kapolres Kepahiang AKBP Pahala Simanjuntak meminta pengguna medsos di Kabupaten Kepahiang dapat mencermati informasi yang didapat dari medsos sebelum menjadi bagian dari penyebaran hoax.

“Cermati dulu sebelum dibagikan. Cek alamat web atau portal beritanya, jika hoax itu berbentuk link (tautan) situs web. Cek halaman redaksinya, bisa dipertanggungjawabkan atau tidak? Cari tahu atau klarifikasi kebenaran, cek keaslian fotonya, bisa saja fotonya bukan berkaitan dengan info yang disebarkan,” kata Pahala pada acara Coffee Morning dan Deklarasi Anti Hoax Bersama Mitra Pers di aula Mapolres Kepahiang, Selasa (13/03/2018).

Pahala juga memaparkan ciri-ciri lainnya dari berita palsu. Salah satunya ada kalimat meminta informasi itu diteruskan atau ada ancaman bagi pengguna medsos yang enggan ikut menyebarluaskan.

“Sebenarnya ciri-ciri hoax mudah terdeteksi. Kerap di bawah gambar atau link yang dibagikan selalu disertai dengan ungkapan hoax, ungkapan teruskan ataupun ungkapan yang kerap memaksa agar disebarluaskan secara masif,” imbuhnya pada acara yang dihadiri sekitar 20 orang insan pers Kabupaten Kepahiang tersebut.(koe)


Exit mobile version