Soal Bayi Lahir Kepala Terputus, Begini Penjelasan Plt Direktur RSUD Kepahiang

febi nur sanda
dr. Febi Nur Sanda | Dok: PROGRES KEPAHIANG

PROGRESKEPAHIANG.com – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Kepahiang, dr. Febi Nur Sanda menjelaskan bahwa penanganan persalinan terhadap salah seorang pasien asal Desa Penanjung Panjang Atas Kecamatan Tebat Karai yang berujung meninggalnya janin telah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Sesuai  prosedur, memang penanganannya seperti itu,” kata Febi.

Ia mengatakan, usia kehamilan pasien cukup muda, namun sang pasien sudah akan melahirkan.

“Usia kehamilannya 22 Minggu, artinya jauh dari usia kelahiran (normal), akan tetapi pasien itu sudah dalam keadaan inpartu. Itu artinya pasien itu sudah ada bukaan, yang merupakan tanda-tanda mau melahirkan, berarti itu bisa kita sebut bayinya prematur,” jelas Febi.

Ia mengatakan, berat bayi yang dilahirkan pun juga jauh dari normal, yakni hanya 800 Gram.

“Beratnya 800 Gram atau kurang dari sekilo, artinya jauh sekali dari normal,” imbuhnya.

Pasien tersebut, lanjut Febi, datang dengan bukaan enam dan RSUD melakukan observasi. “Setelah observasi kita tunggu sampai bukaan lengkap, tanpa intervensi apa pun. Ketika bukaannya sudah lengkap, ibunya memang sempat minta dioperasi, tapi kita tidak ada indikasi untuk operasi. Kita tidak mengoperasi pasien atas permintaan kan, pasti harus ada indikasi medis, apa lagi dilaporkan sudah bukaan lengkap, kepalanya sudah di depan jalan lahir, jadi untuk apa lagi dioperasi,” jelasnya.

Febi melanjutkan, sejak awal RSUD telah menjelaskan kepada pasien bahwa bayi yang dikandungnya berukuran sangat kecil dan kemungkinan lahir hidup juga sangat kecil.

“Kondisinya bayi ini sangat kecil kemungkinan hidupnya juga sangat kecil. Takdir hebatlah kalau seandainya bayi itu hidup, keluarganya sudah tahu itu,” terangnya.

Ia mengakui jika kepada bayi itu lepas dari badannya saat sedang dalam proses kelahiran.

“Saat kepalanya keluar bayinya sudah nggak ada (meninggal dunia). Harusnya kalau kepalanya keluar, badannya langsung itu (keluar), tapi nggak luncur-luncur itu badannya. Makanya kita intervensi akan keluarkan badannya, tapi pas kepalanya dipegang, lepas (dari badan),” terang Febi.

Ia juga menjelaskan setelah badannya tak bisa dikeluarkan, pihak RSUD berinisiatif melakukan operasi.

“Sekitar setengah jam (dari kepala bayi terpisah dari badannya) sudah dioperasi, itu termasuk cepat ya, karena persiapan operasi kan banyak.

Febi menyatakan kasus itu selesai dan memang sudah ditangani sesuai prosedur serta ditangani secara maksimal oleh dokter.

“Selesai, karena kami tangani secara maksimal, tapi memang sejak awal kita ketahui kemungkinan hidupnya kecil,” tukasnya.(koe)


Exit mobile version