Plt Gubernur Bengkulu: Jadikan Teh Ulung dan Teh Hijau Daya Tarik Agrowisata Kabawetan

Stand PT Trisula Ulung
Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat mengunjungi stand pameran PT Trisula Ulung Megasurya (Foto: Koko/PROGRES KEPAHIANG)
Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat mengunjungi stand pameran PT Trisula Ulung Megasurya (Foto: Koko/PROGRES KEPAHIANG)

PROGRES.ID, KEPAHIANG – Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mendorong agar Pemkab Kepahiang dapat menjadikan kekhasan cita rasa yang dimiliki oleh teh hijau dan merah atau teh ulung (oolong tea) yang diproduksi PT Sarana Mandiri Mukti (SMM – Cakra Grup) dan PT Trisula Ulung Megasurya sebagai salah satu daya tarik di sektor pariwisata Kabawetan.

“Teh oolong dan teh cakra perlu menjadi produk teh hijau dan teh merah yang dapat dijadikan komoditas pariwisata guna mendongkrak sektor pariwisata Kepahiang,” imbau Rohidin saat mengunjugi stand teh milik PT SMM dan PT Trisula pada pembukaan Festival Bukit dan Lembah (Mountain and Valley Festival), Senin (10/09/2018).

Diketahui saat ini dua perusahaan tersebut telah memasarkan produk teh hijau dan teh merahnya keluar kabupaten, bahkan diekspor keluar negeri.

“Untuk harga teh merah seharga Rp 10 ribu per ons. Sedangkan untuk teh hijau harganya disesuaikan dengan grade atau standar kualitas teh. Dari yang termurah yakni Rp 5 Ribuhingga Rp 6 Ribu, yakni jenis teh RI dan gambut cakra. Kami juga melakukan ekspor keluar negeri yang dilakukan di pabrik kami dari Bandung,” terang Leni Bagian Quality Control PT Sarana Mandiri Mukti.

Sementara itu untuk teh hijau yang diproduksi oleh PT Trisula memang lebih mahal dan memiliki kualitas serta cita rasa yang berbeda.

“Harga teh hijau kami jual dengan harga Rp 80 Ribu setiap 800 gram yang telah dikemas dalam kemasan khusus dan dikenal dengan teh olong. Teh ini selain dijual di pasar lokal Kepahiang, juga merupakan produk ekspor ke luar negeri yakni Taiwan,” ujar Sri Wulandari, Bagian Kantor PT Trisula Ulung Megasurya.(koe)


Exit mobile version