Stok Kopi Menurun, Harga Stabil

gudang kopi
Aktivitas di gudang kopi H Yamin dan H Antarhadi di Pasar Kepahiang | Foto: Rahman J/PROGRES KEPAHIANG

PROGRES.ID, KEPAHIANG – Pasca musim panen kopi, intensitas transaksi jual beli kopi di pedagang pengumpul di Kepahiang juga menurun. Sedangkan harga jual kopi biji masih stabil Rp 23.600 per kg untuk kopi dengan kadar air 19 persen.

“Kopi petani di Kepahiang ini sudah menyusut. Kopi yang masuk banyak dari luar daerah. Seperti dari Lebong dan Empat Lawang. Termasuk sebagian dari Rejang Lebong,’’ jelas H. Yamin pedagang pengumpul di Pasar Kepahiang, Selasa (3/10).

Dikatakan, puncak musim panen kopi petani berlangsung April – Juni. Namun, produksi petani tahun 2017 terkesan menurun disbanding panen 2016. ‘’Melorotnya hasil panen kopi petani tahun 2017 ini bisa jadi disebabkan tingginya curah hujan. Sehiangga, bunga kopi langsung membusuk dan gugur karena diguyur hujan yang turun terus menerus. Dampaknya, buah kopipun jadi berkurang,’’ lanjut Yamin.

Saat musim panen, M. Yamin mampu menampung kopi biji petani, 50 – 60 ton per hari. Tapi, pasca musim panen, hanya menampung 3 – 5 ton per hari. ‘’Hari ini, kita baru menampung sekitar 2 ton. Itupun kopi dari Tapus, Lebong,’’ papar Yamin.

Kopi yang dibeli dari petani dan pedagang pengumpul di desa-desa itu langsung dikirim ke Surabaya, Jawa Timur. Jadi , berapapun banyaknya, pedagang di Surabaya siap menampung.

“Kita doakan, produksi kopi petani untuk musim panen periode April – Juni 2018 dapat meningkat dan harganya tetap stabil. Sehingga, pendapatan petani juga akan stabil kalu bisa meningkat. Kita memang tidak bisa mengendalikan harga kopi. Karena harga kopi ini dipengaruhi pasar dunia,’’ papar Yamin. (rjs)


Exit mobile version