Tips Cerdas Mengelola Keuangan untuk Pendidikan Anak, Agar Tidak Terjerat Utang

ilustrasi/pexels

KEPAHIANG.PROGRES.ID– Kejadian perundungan yang melibatkan putra artis Vincent Rompies baru-baru ini telah menyoroti betapa mahalnya biaya pendidikan di Indonesia.

Salah satu contoh yang mengejutkan adalah Binus School di BSD, Serpong, yang menjadi viral karena kasus perundungan tersebut.

Kabarnya, biaya pendidikan di sekolah ini mencapai ratusan juta Rupiah per tahun pada tahun ajaran 2015-2016.

Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana dengan masa depan 10 hingga 20 tahun ke depan?

Apakah orang tua dengan latar belakang ekonomi biasa-biasa saja akan mampu menyekolahkan anak mereka di sana?

Meskipun tampak sulit, hal ini masih bisa dicapai dengan perencanaan keuangan yang matang.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan agar Anda tidak terjerat dalam utang demi memenuhi kebutuhan pendidikan anak:

1.Kenali Pengeluaran Saat Ini

Anda perlu mengetahui dengan pasti berapa total biaya yang harus dikeluarkan untuk pendidikan anak di tingkat pendidikan tertentu.

Tanpa mengetahui hal ini, Anda tidak akan bisa membuat alokasi dana yang tepat untuk tabungan atau investasi.

Cari tahu informasi ini dengan bertanya langsung kepada pihak universitas atau sekolah yang bersangkutan, atau Anda juga bisa mendiskusikannya dengan kerabat yang telah memiliki pengalaman serupa.

Ingatlah bahwa biaya pendidikan cenderung mengalami kenaikan seiring dengan inflasi.

Oleh karena itu, Anda perlu mempertimbangkan faktor inflasi ini dalam perhitungan keuangan Anda.

2.Tentukan Jangka Waktu Investasi

Jika anak Anda saat ini berusia 10 tahun, berarti Anda memiliki sekitar lima atau enam tahun lagi untuk menyiapkan dana yang cukup untuk memasukkannya ke sekolah menengah atas (SMA).

Oleh karena itu, Anda memiliki waktu sekitar tujuh hingga delapan tahun untuk menabung.

Dengan mengetahui jangka waktu investasi atau menabung, Anda dapat memilih instrumen investasi yang sesuai.

Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin fleksibel pilihan instrumennya.

Namun, jika jangka waktu investasi relatif pendek, lebih baik memilih instrumen dengan risiko yang lebih rendah.

3.Kolaborasi dengan Pasangan

Jika Anda merasa bahwa pendapatan bulanan Anda tidak mencukupi, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian.

Libatkan pasangan Anda dalam upaya mengumpulkan dana untuk pendidikan anak.

Bersama-sama, buatlah rencana untuk menabung dan berinvestasi secara rutin.

Sisihkan sebagian dari pendapatan bulanan ke dalam tabungan atau instrumen investasi khusus setiap bulannya.

Semakin besar jumlah dana yang Anda sisihkan, semakin cepat pula dana pendidikan anak akan terkumpul.

4.Proteksi Finansial

Pastikan tabungan pendidikan anak yang telah terkumpul tidak terancam oleh risiko tak terduga, seperti biaya pengobatan.

Milikilah perlindungan kesehatan yang memadai untuk mengatasi risiko ini, serta pertimbangkan untuk memiliki asuransi jiwa.

Dengan memiliki asuransi jiwa, Anda dapat memastikan bahwa jika terjadi sesuatu pada pencari nafkah, ada dana yang tersedia untuk memenuhi tanggung jawab pendidikan anak.

Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat mengelola keuangan Anda secara bijaksana dan memastikan bahwa Anda tidak terjerat dalam utang demi memenuhi biaya pendidikan anak.

Ingatlah bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga untuk masa depan anak-anak kita.


Exit mobile version