Bukan Untuk Membandingkan, Ini 5 Poin Tujuan Asesmen Nasional

anbk di tebat karai
Pelaksanaan ANBK di SMPN 3 Tebat Karai (Foto: Dok. Dikbud/PROGRES.ID)

KEPAHIANG, PROGRES.ID – Asesmen Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi sistem pendidikan yang berfokus pada kompetensi literasi, numerasi, dan karakter, serta penilaian kondisi lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran yang efektif.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kepahiang Nining Fawely Pasju menjelaskan, Asesmen Nasional setidaknya memiliki 5 tujuan.

“Berbeda dengan UN (Ujian Nasional). Asesmen Nasional memiliki tujuan yang baik bagi perkembangan pembelajaran peserta didik.  Asesmen juga tidak untuk membanding-bandingkan pencapaian,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan Asesmen Nasional masih ada yang belum memahami apa tujuan dari program evaluasi sistem pendidikan ini.

Ada beberapa hal penting untuk diluruskan agar tidak terjadi miskonsepsi terkait Asesmen Nasional. Berikut 5 tujuan Asesmen Nasional seperti dilansir dari laman ditsmp.kemdikbud.go.id.

1. Bukan untuk menghukum dan mencari siapa yang salah
Hasil dari Asesmen Nasional menjadi salah satu data yang disajikan di dalam Rapor Pendidikan.
Data yang disajikan dalam rapor pendidikan untuk menunjukkan apa saja hal-hal yang perlu diperbaiki dan juga ditingkatkan oleh satuan pendidikan.

Dinas pendidikan agar bisa meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan. Oleh karena itu, hasil dari Asesmen Nasional pada dasarnya bukanlah untuk menghukum dan juga mencari siapa yang menjadi kambing hitam atas kualitas pendidikan yang ada. Data yang disajikan justru seharusnya dijadikan acuan untuk merefleksikan diri serta membenahi layanan pendidikan sehingga mutu pendidikan bisa lebih ditingkatkan lagi.

2. Bukan untuk memperingatkan satuan pendidikan dan juga daerah
Masih banyak masyarakat yang menganggap warna merah ataupun kuning dalam Rapor Pendidikan adalah sebuah peringatan bagi satuan pendidikan dan juga dinas pendidikan.

Jadi seolah-olah satuan pendidikan dan dinas pendidikan harus dihakimi akibat buruknya hasil Rapor Pendidikan. Warna-warna ini justru berguna untuk membantu memvisualisasikan hasil yang ada sehingga satuan pendidikan dan dinas pendidikan lebih mudah untuk membacanya.

3. Bukan untuk membanding-bandingkan pencapaian
Berkaca pada Ujian Nasional, hasil yang ada terkadang menjadi sebuah hal yang dibanding-bandingkan.
Hal ini seolah-olah menjadi ajang gensi antarsekolah ataupun antardaerah. Maka dari itu, pada Asesmen Nasional mindset ini haruslah diubah.

Hasil yang diperoleh dari Asesmen Nasional dan yang ditampilkan pada Rapor Pendidikan bukanlah hal yang patut untuk diperbandingkan. Namun, hasil bagus yang ada pada satuan pendidikan atau daerah lain dapat dijadikan role model bagi satuan pendidikan atau daerah yang hasil Rapor Pendidikannya masih belum baik.

4. Mencari akar masalah
Rapor Pendidikan menyajikan berbagai data mengenai permasalahan apa saja yang dialami oleh satuan pendidikan dan daerah. Dengan data tersebut, satuan pendidikan serta dinas pendidikan dapat mencari akar permasalahan untuk bisa direfleksikan dan juga dibenahi.

5. Refleksi
Setelah akar masalah ditemukan, Satuan pendidikan beserta dinas pendidikan dapat melakukan refleksi capaian, pemerataan, dan proses pembelajaran di satuan pendidikan dan daerah masing-masing.
Asesmen Nasional bukanlah sebuah program yang diciptakan untuk menghakimi, melainkan untuk merefleksikan diri guna meningkatkan mutu pendidikan.


Exit mobile version