PROGRESKEPAHIANG.com – Tetralith atau kumpulan batu yang membentuk persegi peninggalan zaman Megalitikum di Desa Batu Belarik Kecamatan Bermani Ilir hingga saat ini masih terjaga. Namun, batu yang disusun pada peradaban purbakala itu tak lagi terawat.
“Sampai saat ini masih terjaga, tapi tak terawat. Lokasinya saat ini berada di tengah-tengah sawah milik warga,” ungkap Kepala Seksi Cagar Budaya Dinas Dikbud Kepahiang, Firmansyah kepada jurnalis Progres Kepahiang beberapa waktu lalu.
Pria yang tenar dengan nama Emong Soewandi ini mengatakan, saat Seksi Cagar Budaya melakukan inventarisir sekaligus pemotretan objek cagar budaya, posisi batu masih berada di lokasinya dan kemungkinan tak pernah berpindah. Namun, di sela-sela tetralith itu saat ini tumbuh tanaman padi milik warga setempat Ali Awan.
“Lokasinya berada di tengah-tengah sawah, hampir terbenam lumpur sawah. Tapi tetap terjaga, warga tetap mempertahankan keberadaannya,” imbuh Emong.
Ia mengatakan, jika memungkinkan Pemkab Kepahiang melalui Dinas Dikbud berencana membebaskan lahan lokasi objek tetralith tersebut.
“Bisa saja (pembebasan lahan), jika (dananya) memungkinkan,” katanya.
- Situs Megalitikum Batu Belarik Sudah Dibukukan dalam Buku Berjudul Megalithic Remains in South-Sumatra
-
Ada Bukti Prasejarah, Ini 4 Lokasi di Kepahiang yang Pernah Jadi Peradaban Purba
Ia mengatakan, selain situs prasejarah Batu Belarik itu, Dinas Dikbud masih terus menginventarisir objek yang diduga cagar budaya dan akan mendaftarkannya ke Sistem Registrasi Nasional (Siregnas) Cagar Budaya Kementerian Dikbud RI.
“Kami masih terus menginventarisir objek-objek cagar budaya, baik itu peninggalan prasejarah mau pun peninggalan masa sejarah,” tandasnya.(pid)