Bernilai Kompetitif, Warga Budidayakan Cabai Jawa dan Lada

PROGRESKEPAHIANG.com – Cabai jamu atau cabai jawa (Piper retrofractum Vahl) adalah salah satu komoditas perkebunan yang mulai dikembangkan oleh warga di Kepahiang. Cabai jawa ini memiliki nilai kompetitif tinggi. Bayangkan saja, harga cabai jawa ini berkisar Rp 70 Ribu hingga Rp 80 Ribu per Kilogram.

Salah seorang pembudidaya cabai jawa asal Desa Taba Tebelet, Karmolis, ST menjelaskan, cabai jawa termasuk komoditas perkebunan yang mulai dilirik, selain lada (sahang) di Kepahiang.

Karmolis memperlihatkan budidaya tanaman perkebunannya
Karmolis memperlihatkan budidaya tanaman perkebunannya

“Cabai jawa ini punya nilai ekspor yang tinggi dan komoditas ini masih terbilang berkerabat dengan lada. Harganya pun kompetitif, meski pun tak semahal lada yang saat ini bisa mencapai Rp 115 Ribu per Kilogram,” ungkap Karmolis kepada Progres Kepahiang.

Menurut Karmolis, cabai jawa cukup mudah dan cocok dikembangkan di Kepahiang, karena kontur tanah di Kepahiang yang sesuai. 

“Sangat cocok dikembangkan di Kepahiang, tanaman ini bisa dibudidayakan dengan pola intensifikasi pertanian yang monokultur,” jelasnya.

Karmolis menuturkan bahwa saat ini ia mulai membibitkan cabai jawa. 

“Alasan saya membibitkan cabai jawa ini, karena dulu, waktu saya nyari bibit ini terbilang sulit. Jika pun ada harganya agak kurang wajar, jadi itulah yang memicu saya ingin membibitkan cabai jawa ini,” terang Karmolis.

Selain cabai jawa, lanjutnya, ia juga membudidayakan lada yang mulai banyak dikembangkan di Kepahiang.

“Lada bakal menjadi komoditas andalan, terlebih lagi harganya yang terus kompetitif. Saya yakin, jika harga lada terus stabil, maka komoditas ini akan semakin tumbuh di Kepahiang,” tandasnya.(koe)


Exit mobile version