Melihat Kondisi GOR, Begini Tanggapan KONI Kepahiang

andreeano koni kepahiang
Andreeano Trovillian, Ketua KONI Kepahiang (Foto: Dok. Pribadi/PROGRES.ID)

KEPAHIANG, PROGRES.ID – Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kepahiang Andreeano Trovillian angkat bicara terkait kondisi Gedung Olahraga (GOR) di Desa Tebat Monok. Ia menilai, kerusakan parah dan tidak terawatnya gedung tersebut berpengaruh terhadap prestasi atlet yang biasa menggunakan GOR tersebut sebagai sarana latihan.

“Kondisi GOR sangat tidak mendukung untuk prestasi atlet kita. Karena keterbatasan, atlet kita masih banyak yang memanfaatkan GOR ini. Tetapi kondisi yang rusak dan kotor sangat tidak baik bagi perkembangan olahraga kita (Kepahiang),” kata Andreeano, Rabu (15/03/2023).

Ia menuturkan, saat hari mulai sore, kondisi di dalam GOR menjadi gelap. Ini disebabkan karena kurangnya penerangan. Saat hujan lapangan di dalam GOR digenangi air dan membahayakan atlet saat berlatih.

GOR Kepahiang di Desa Tebat Monok (Foto: Koko/PROGRES.ID)

“Sebenarnya tidak layak lagi. Misalnya saat sore, kondisi GOR sudah gelap di dalam. Apalagi kalau hujan, lapangan dalam GOR banyak genangan air dan membahayakan atlet yang berlatih. Bayangkan saja, saat pagi dan sinag saja kondisi di dalam GOR sudah remang-remang, apalagi menjelang sore,” imbuhnya.

Ia menambahkan, meski jaringan listrik masih tersedia, lampu yang mampu menyala hanya satu. Terkadang, jika sedang dalam kondisi baik, akan ada 4 bohlam yang menyala.

“Kalau lagi nasib baik, empat lampu baru bisa menyala. Padahal, cabang olahraga Karate, Futsal, Volly, Hoki dan Basket biasanya dilakukan di GOR itu,” lanjutnya.

Ia berujar, kondisi tersebut sudah lama terjadi dan terkesan ada pembiaran oleh instansi terkait.

“Saya sudah lama miris melihat kondisi GOR kita yang merupakan salah satu aset vital untuk olahraga Kabupaten Kepahiang. Dari sebelum saya menjabat sebagai Ketua KONI hingga kini, kondisinya tak berubah. Cenderung dilakukan pembiaran dan tidak ada perawatan oleh instansi terkait. Kami juga kerap mempertanyakan hal ini, namun dari Kepala Dinas terkait selalu beralasan karena keterbatasan anggaran,” terangnya.(koe)


Exit mobile version