Melihat Produksi Kopi Bubuk Robusta Kepahiang

PROGRESKEPAHIANG.com – Kopi robusta Kepahiang memiliki cita rasa yang unik dan spesial. Dalam beberapa kali ajang kopi Nusantara, kopi robusta Kepahiang mendapat penghargaan dan apresiasi positif dari pencinta kopi Indonesia.

Progres Kepahiang berkesempatan berkunjung ke Rapindo Coffee di Kelurahan Pensiunan, Kecamatan Kepahiang pada Sabtu sore (13/5/2017). Pemilik Rapindo Coffee Kepahiang, Lusfita dan putranya Julian Apriansyah menyambut kedatangan kami dengan senyum yang ramah.

Julian banyak bercerita tentang kopi Kepahiang yang ia nilai cukup laik bersaing dengan kopi lain di dunia. Ia menilai pemerintah memang sangat perlu melakukan branding kopi Kepahiang agar dikenal dunia.

“Kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat dunia sejak dulu. Bahkan hingga kini, tren ngopi semakin ramai,” kata Julian yang mulai memperlihatkan proses roasting kopi robusta.

Ia mengatakan, hingga menjadi bubuk kopi spesial, akan melalui proses yang panjang. “Proses pembuatan kopi cukup panjang, mulai dari memetik, menjemur, menggiling, sangrai, roasting hingga menjadi bubuk kopi, prosesnya panjang dan tekniknya beda-beda. Itulah yang membuat kopi itu menjadi minuman spesial,” imbuh Julian.

Julian menceritakan, saat ini ia mengolah kopi varietas Sintaro 1 Kepahiang dan Robusta Kepahiang untuk dikemas dalam bentuk roasting atau bubuk.

“Kopi bubuk Robusta Kepahiang kami jual dengan harga Rp 50 Ribu hingga Rp 60 Ribu, kalau Sintaro 1 kita jual dengan harga Rp 100 Ribu per Kg,” jelasnya.

Julian berfoto dengan wartawati surat kabar lokal Kepahiang

Julian mengaku sudah menjual produk robusta Kepahiang dan Sintaro Kepahiang dengan brand Rapindo Coffee Kepahiang ke sejumlah daerah di Indonesia.

“Kami masih fokus jual ke pasar lokal dan online. Untuk pasar online, kami sudah pernah mengirim ke sejumlah daerah, seperti ke Bangka, Medan hingga Jakarta,” kata dia.

Dikatakannya, tak semua kemasan kopi bubuk Rapindo Coffee diambil dari kebun sendiri, melainkan juga dari petani lokal.

“Bahan baku kami juga menerima dari petani lokal. Kami beli sesuai harga gudang, kecuali jenis robusta dan sintaro dengan kualitas yang baik, kami berani beli diatas harga gudang,” tegasnya.

Meracik kopi robusta Kepahiang

Dalam sebulan, lanjutnya, ia mampu memproduksi hingga 150 Kg dan meraup untung hingga Rp 3 Juta per bulan.  Julian berencana membuka kafe yang secara khusus menyediakan kopi asli Kepahiang.

“Rencananya kami akan buka kafe yang khusus menyediakan kopi asli Kepahiang. Dengan begitu akan banyak wisatawan yang bisa menikmati kopi asli Kepahiang,” tandasnya.(pid/koe)

 


Exit mobile version