Presiden Jokowi Ungkap Kejanggalan Harga E-Commerce: Ada Baju Rp 5.000, Ancaman Kolonialisme Ekonomi Modern

Redaksi Progres
presiden jokowi
Jokowi pada acara PPSA XXIV dan Alumni PPRA LXV 2023 Lemhanas, di Istana Kepresidenan (BPMI/Setpres)

KEPAHIANG,PROGRES.ID– Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa ia telah menerima laporan mengenai penjualan baju dengan harga yang sangat murah di platform e-commerce. Oleh karena itu, hal ini dianggap sebagai tindakan predatory pricing atau praktik menjual barang di bawah harga pokok produksi.

“Bahkan baju kemarin ada yang dijual berapa? Rp 5.000, Rp 5.000! Artinya di situ ada predatory pricing, sudah mulai bakar uang, yang penting menguasai data, menguasai perilaku. ini semua kita harus mengerti mengenai hal ini,” kata Jokowi dalam acara PPSA XXIV dan Alumni PPRA LXV 2023 Lemhanas, yang diadakan di Istana Kepresidenan , dilansir CNBC Indonesia, pada Rabu (4/10/2023).

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan pesan bahwa Indonesia seharusnya tidak hanya menjadi konsumen di pasar perdagangan digital. Terutama, produk yang dijual di platform e-commerce sebaiknya merupakan produk dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Sekali lagi jangan hanya menjadi konsumen tetapi kita harus menjadi produsen. Artinya kalau kita punya aplikasi yang masuk ke sana produsen-produsen dari barang yang kita produksi. Syukur kita bisa masuk ekspor ke negara-negara. Gak usah jauh-jauh di ASEAN dulu kita kuasai,” katanya.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa saat ini negara-negara di wilayah ASEAN tengah berunding untuk menyusun kerangka kerja ekonomi digital yang disebut sebagai Digital Economy Framework ASEAN. Kerangka kerja ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2025 mendatang. Dalam kerangka kerja tersebut, akan diatur perdagangan digital, pembayaran digital, dan keamanan data.

Dalam konteks ini, Jokowi juga meminta semua pihak terkait untuk mempersiapkan sumber daya manusia di bidang digital, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi “koloni” ekonomi dari negara-negara lain.

“Jangan mau kita kena kolonialisme di era modern ini, jangan maau kita terkena kolonialisme di era modern. kita gak sadar tahu-tahu kita sudah terjajah secara ekonomi,” tegas Jokowi.

Menurut Jokowi, penjajahan ekonomi saat ini terjadi melalui pengendalian data digital dan dengan membuat konsumen Indonesia tergantung pada barang-barang murah.

“Mungkin awal-awal masih Rp 5.000. begitu semua sudah masuk beli ini sudah ketagihan baru dinaikkan Rp 500 juta mau apa? sudah gak bisa apa-apa kita karena sudah ketergantungan disitu,” ujar Jokowi.