Film Thaghut, Sebuah Kisah Horor Tentang Batas Keyakinan dan Kesesatan

progres logo
thaghut
Poster Film Thaghut

KEPAHIANG.PROGRES.ID- Film Thaghut, yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo, sudah menjadi topik perbincangan jauh sebelum penayangannya.

Awalnya, film ini berjudul Kiblat, namun judul tersebut menimbulkan kontroversi karena dianggap menyentuh hal-hal yang sakral dalam agama Islam.

Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut campur tangan dan memberikan teguran terkait penggunaan judul tersebut.

Setelah melalui berbagai diskusi, judul film diubah menjadi Thaghut, yang dianggap lebih tepat tanpa menyentuh ranah sensitif dalam agama.

Thaghut memiliki makna “melampaui batas,” yang dalam konteks agama Islam berarti tindakan yang melampaui batas akidah dan dapat membawa seseorang pada jalan kesesatan.

Meskipun begitu, film ini tetap mempertahankan pesan yang ingin disampaikan dengan nuansa dakwah yang kuat.

Sinopsis dan Alur Cerita Film Thaghut

Thaghut dibuka dengan kisah kematian Abah, seorang dukun sakti yang sangat dihormati di desanya. Ainun, putri Abah yang merupakan gadis pesantren yang taat, kembali ke desa untuk menghadiri pemakaman ayahnya.

Ia tidak datang sendiri, tetapi ditemani oleh dua sahabatnya, Bagas dan Rini. Dari sini, konflik cerita mulai terungkap, ketika Lingga, murid setia Abah, berusaha melanjutkan wasiat Abah untuk menjadikan Ainun sebagai penerus kekuatannya.

Namun, Ainun harus melewati serangkaian ritual yang mengancam keyakinannya. Sementara Bagas dan Rini berusaha keras untuk membawa Ainun kembali ke jalan yang benar, mereka justru dihadapkan pada teror mistis yang semakin menakutkan.

Lingga bahkan melarang Bagas untuk melantunkan azan, sebuah tindakan yang memperkuat nuansa konflik antara keyakinan agama dan kekuatan gelap di desa tersebut.

Rahmat, adik Ainun, serta Ajeng, ibu tiri Ainun, kemudian memperingatkan bahwa ada sesuatu yang salah di desa tersebut.

Mereka semua berusaha keras untuk melawan kekuatan gelap yang telah merasuki Ainun dan mulai mengancam keselamatan penduduk desa.

Meskipun Abah sudah meninggal, kekuatan jahatnya tetap hidup, menjauhkan penduduk dari jalan yang lurus dan bahkan mengincar lebih banyak nyawa sebagai tumbal.

Pesan Religius dalam Cerita Horor

Salah satu kelebihan Thaghut adalah bagaimana film ini dengan cermat mengintegrasikan elemen-elemen dakwah ke dalam alur horor. Beberapa adegan yang sempat memicu perdebatan, seperti gangguan saat salat, ternyata digambarkan dengan penuh rasa hormat.

Sebaliknya, salat dan azan justru menjadi senjata melawan kekuatan setan dalam film ini. Karakter Bagas, misalnya, digambarkan sebagai sosok yang sangat khusyuk dalam salat dan selalu yakin bahwa keyakinan pada Tuhan mampu menaklukkan kekuatan jahat.

Hal ini memperkuat pesan bahwa dalam menghadapi godaan dan kesesatan, kekuatan spiritual dan agama memiliki peran penting.

Film ini tidak sekadar menampilkan horor biasa, melainkan juga menekankan pentingnya menjaga akidah dalam menghadapi tantangan dunia.

Horor yang Ringan dan Penuh Hiburan

Meskipun Thaghut adalah film horor, unsur keseraman yang disajikan terasa lebih ringan dibandingkan dengan film-film horor lain.

Adegan-adegan seperti setan merayap di langit-langit yang mengingatkan pada Sebelum Iblis Menjemput, meskipun menyeramkan, tetap bisa dinikmati oleh penonton yang tidak terlalu kuat menghadapi horor berat.

Sosok setan dalam film ini digambarkan sebagai makhluk yang sombong dan licik, yang selalu berusaha menghasut emosi negatif manusia.

Contohnya, setan tersebut berusaha mempengaruhi Rini dengan mengingatkannya bahwa ia adalah anak dari keluarga broken home, mencoba membangkitkan perasaan kesepian dan keraguan dalam dirinya.

Ini seolah menggambarkan bahwa setan tidak hanya menakut-nakuti melalui wujudnya, tetapi juga lewat cara memanfaatkan kelemahan manusia.

Selain itu, adanya kebersamaan antara karakter-karakter utama seperti Bagas dan Rini membuat suasana horor terasa lebih ringan.

Mereka saling mendukung satu sama lain, sehingga momen-momen ketegangan tidak pernah berlangsung terlalu lama.

Bagas, sebagai salah satu tokoh utama, digambarkan sebagai sosok yang kuat dan tidak mudah terintimidasi oleh ancaman mistis, yang membuat suasana menjadi lebih seimbang antara horor dan aksi heroik.

Alur Sederhana dengan Konklusi yang Cepat

Thaghut bukanlah film dengan alur yang bertele-tele. Ceritanya langsung mengarah pada inti masalah tanpa harus membuat penonton berpikir terlalu keras.

Dari awal hingga akhir, alur berjalan dengan sederhana dan lugas. Setelah beberapa kali Ainun dirasuki oleh kekuatan jahat, Bagas, Rini, dan Rahmat segera mencari cara untuk menyelamatkannya, dengan petunjuk dari sebuah buku misterius yang ditinggalkan oleh Abah.

Konflik cepat terselesaikan ketika Lingga, yang selama ini setia pada ajaran Abah, akhirnya menerima konsekuensi dari tindakannya.

Penduduk desa, meskipun terlibat dalam cerita, lebih berperan sebagai karakter pasif yang tidak terlalu mempengaruhi jalannya cerita.

Ini membuat film lebih fokus pada perjuangan tiga sahabat tersebut dalam melawan kekuatan gelap yang berusaha menyesatkan Ainun.

Kesimpulan

Thaghut adalah film horor yang berhasil menyajikan ketegangan dengan cara yang ringan namun tetap memikat. Dengan pesan moral yang kuat tentang pentingnya menjaga akidah dalam menghadapi godaan dan kesesatan, film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan renungan spiritual bagi penontonnya.

Alur yang sederhana dan mudah diikuti membuat film ini cocok dinikmati oleh penonton yang mencari hiburan horor ringan dengan pesan religius yang mendalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *