Review Film Challengers, Cinta Segitiga dan Aksi Zendaya yang Memukau

Review film Challengers /istimewa

KEPAHIANG.PROGRES.ID- Film “Challengers” yang ditayangkan mulai Jumat (26/4/2024) di bioskop Indonesia telah menandai kehadiran sebuah karya yang segar dan penuh keberanian dalam genre drama olahraga.

Disutradarai oleh Luca Guadagnino, yang sebelumnya telah mengukir prestasi dengan film-film seperti “Call Me by Your Name” dan “Bones and All,” “Challengers” mengeksplorasi konflik cinta segitiga dengan latar belakang dunia olahraga tenis.

Perbedaan mendasar yang membawa “Challengers” berbeda dari film olahraga lainnya adalah fokusnya pada tema cinta segitiga.

Sementara film olahraga seringkali menyoroti kisah underdog atau kebangkitan kemenangan seorang atlet, “Challengers” dengan gesitnya menghadirkan kisah yang lebih rumit dan mendalam tanpa mengorbankan keseruan aspek olahraganya.

Dalam perjalanan film, kita dibawa ke dalam dunia final turnamen tenis tingkat challengers antara dua tokoh utama, Art Donaldson (diperankan oleh Mike Faist) dan Patrick Zweig (Josh O’Connor).

Namun, latar belakang dari kedua atlet ini menjadi inti cerita, terutama melalui peran Tashi Duncan (Zendaya) yang memberikan pengaruh besar dalam hidup keduanya.

Masing-masing karakter utama membawa gairah dan motivasi yang unik terhadap olahraga tenis.

Tashi, mantan bintang tenis yang kariernya terhenti akibat cedera, berusaha memperbaiki karier suaminya, Art, sebagai bentuk penebusan diri.

Art, di ujung kariernya, berjuang untuk menemukan kembali semangat juaranya.

Sedangkan Patrick, yang telah gagal meraih kesuksesan profesional karena kesombongannya, berusaha untuk bangkit kembali.

Zendaya berhasil mencuri perhatian dengan penampilannya yang karismatik dan memukau sebagai Tashi, yang terjebak dalam hubungan rumit di antara dua pria.

Penonton diajak untuk mempertanyakan siapa sebenarnya yang dicintainya, dan apakah cinta sejati baginya hanya sebatas permainan tenis belaka.

Penampilan O’Connor sebagai Patrick dan Faist sebagai Art juga patut diacungi jempol. O’Connor berhasil membawakan karakter yang penuh pesona di balik kesombongannya, sementara Faist berhasil memerankan sosok yang kharismatik namun penuh kepolosan.

Salah satu aspek yang paling memukau dari “Challengers” adalah alur non-linear yang digunakan. Dengan menggunakan serangkaian kilas balik, penonton diperkenalkan pada sisi-sisi yang kompleks dari setiap karakter, menjadikan film ini semakin mendalam.

Tidak hanya itu, sinematografi yang menakjubkan juga menjadi daya tarik tersendiri dari film ini.

Penonton dibawa masuk ke dalam arena tenis dengan detail-detail yang memukau, sementara skor dari Trent Reznor dan Atticus Ross memberikan nuansa emosional yang mendalam pada setiap adegan.

“Challengers” adalah perpaduan yang sempurna antara drama romantis dan ketegangan olahraga.

Dengan penampilan hebat dari para pemain utama, serta sinematografi dan skor yang pas, film ini menjadi salah satu karya Hollywood paling menghibur yang dirilis tahun ini.

Tidak hanya untuk penggemar olahraga, “Challengers” akan memikat penonton dari berbagai kalangan dengan kisahnya yang penuh emosi dan ketegangan yang menegangkan.

 

 

 


Exit mobile version