KEPAHIANG.PROGRES.ID– “1911” adalah film ke-100 dari legenda seni bela diri Jackie Chan yang mengisahkan situasi China pada awal abad ke-20, di mana negara tersebut berada dalam keadaan krisis yang mendalam.
Sinopsis
China terpecah belah oleh konflik internal antara berbagai kelompok, warga menderita kelaparan, dan reformasi politik baru justru memperburuk situasi yang sudah buruk itu.
Dinasti Qing yang berkuasa saat itu dipimpin oleh seorang kaisar yang masih berusia tujuh tahun, dan ibunya, Permaisuri Longyu, yang dikenal kejam. Meskipun sudah berkuasa selama 250 tahun, Dinasti Qing tidak tergoyahkan. Namun, semakin banyak warga yang mulai memberontak. Tentara Dinasti Qing, yang sudah membentuk tentara modern yang kuat, berusaha keras untuk menghentikan setiap pemberontakan.
Namun, upaya-upaya tersebut memerlukan biaya yang besar. Untuk mendapatkan dana, pemimpin Qing melakukan berbagai perjanjian dengan negara-negara asing, termasuk menjual masa depan China itu sendiri.
Di tengah situasi ini, Huang Xing kembali dari Jepang setelah menuntut ilmu seni perang modern. Ketika ia melihat negerinya hancur, ia merasa tidak punya pilihan lain selain bangkit dan memimpin pemberontakan yang semakin meningkat melawan Dinasti Qing dan New Army- dengan segala konsekuensi tragis yang mengiringinya.
Film “1911″ menggambarkan perjuangan yang epik dalam mencapai kemerdekaan dan perubahan politik di China pada masa awal abad ke-20. Dengan aksi yang mendebarkan dan drama yang mengharukan, film ini memberikan gambaran yang kuat tentang keberanian dan pengorbanan para pahlawan yang berjuang untuk masa depan negaranya.