Sinopsis Film Jamila dan Sang Presiden, Kisah Perjalanan Hidup Atiqah Hasiholan yang Penuh Tekanan

KEPAHIANG.PROGRES.ID– “Jamila dan Sang Presiden” adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2009.

Film ini disutradarai oleh Ratna Sarumpaet dan dibintangi oleh Atiqah Hasiholan dan Christine Hakim.

Cerita film ini berkisah tentang perjalanan hidup seorang wanita bernama Jamila yang terjerat dalam kasus pembunuhan seorang menteri.

Sinopsis

Film ini dimulai dengan narasi dari Jamila (Atiqah Hasiholan) yang mengungkapkan bahwa dia adalah korban perdagangan manusia, diikuti oleh adegan-adegan kehidupan malamnya yang mewah namun tidak bahagia.

Ketika ia mendengar berita bahwa seorang menteri bernama Nurdin (Adjie Pangestu) telah dibunuh, Jamila memutuskan untuk menyerahkan diri kepada polisi.

Keputusan ini mengejutkan Ibrahim (Dwi Sasono), yang memiliki perasaan terhadap Jamila dan mencoba untuk membebaskannya.

Namun, atas perintah presiden, Jamila dipindahkan ke sebuah lembaga pemasyarakatan di luar Jakarta, di mana dia berada di bawah pengawasan sipir bernama Ria (Christine Hakim).

Di dalam lembaga pemasyarakatan tersebut, Ria membaca buku harian Jamila dan mengetahui latar belakang hidupnya.

Ternyata, Jamila dijual oleh ibunya kepada sebuah keluarga kaya. Namun, hidupnya tidak bahagia karena ia dicelakai oleh ayah angkat dan kakak angkatnya.

Sebagai balasan, Jamila membunuh kakak angkatnya dan melarikan diri. Kemudian, ibu angkatnya juga membunuh suaminya yang biadab.

Setelah itu, Jamila bekerja di pasar, tetapi harus melarikan diri lagi karena terancam bahaya. Akhirnya, ia berlindung di sebuah diskotek yang kemudian dirazia oleh polisi, dan Jamila ditangkap dengan tuduhan sebagai wanita pekerja.

Setelah dibebaskan, Jamila diurus oleh seorang wanita tua bernama Susi (Ria Irawan), yang juga tertangkap dalam razia tersebut.

Sementara itu, di luar lembaga pemasyarakatan, sejumlah kelompok menuntut agar Jamila dihukum mati.

Di dalam, seorang penjaga (Surya Saputra) merasa kasihan pada nasib Jamila dan mencoba membantunya, tetapi usahanya diabaikan oleh Jamila.

Meskipun Ria mulai bersimpati pada Jamila, keduanya sempat bertengkar mengenai kasus pembunuhan Nurdin, yang akhirnya membuat Jamila dipindahkan ke sel isolasi.

Beberapa hari kemudian, Jamila dijatuhi hukuman mati, yang akan dilaksanakan dalam waktu 36 jam.

Ria mencoba menghubungi presiden untuk meminta penangguhan eksekusi, namun Jamila menolak. Sehari sebelum eksekusi dilaksanakan, Ibrahim bertemu dengan Susi, yang menceritakan hubungan antara Jamila dan Nurdin.

Jamila ternyata mengandung anak dari Nurdin dan meminta menteri itu bertanggung jawab. Namun, Nurdin menghilang dan kemudian mempermalukan Jamila di depan publik dengan menyatakan niatnya untuk menikahi wanita lain.

Ketika mereka bertemu di sebuah hotel, Nurdin mengancam Jamila dengan pistol, dan dalam perkelahian itu, Jamila membela diri dengan merebut pistol dan menembak Nurdin hingga tewas.

Pada akhirnya, Jamila berjalan menuju tempat eksekusinya, menunjukkan bahwa presiden tidak mengindahkan permohonan penangguhan eksekusi dari Ria. Suara tembakan pistol pun terdengar, menandakan bahwa akhirnya Jamila dihukum mati.

Jamila dan Sang Presiden” menggambarkan perjalanan hidup yang penuh liku dan penuh tekanan seorang wanita yang akhirnya harus menerima nasibnya dengan hukuman mati atas perbuatannya.

Exit mobile version