Sinopsis Film Kelabang Seribu, Pertarungan antara Singa Lawe dan Banaspati

Redaksi Progres
Sinopsis Film Kelabang Seribu/istimewa

KEPAHIANG.PROGRES.ID– Film Kelabang Seribu (1987) di sutradarai oleh Imam Tantowi dengan pemeran:

  • Barry Prima sebagai Singa Lawe
  • Wenny Rosaline sebagai Granny Gondrongmanis
  • Sutrisno Wijaya
  • Advent Bangun sebagai Banaspati
  • Ricky Hosada
  • Anneke Putri sebagai Pandansih
  • Nurul Arifin
  • Doddy Sukma sebagai Akuwu Ariamanik
  • W.D. Mochtar
  • Baron Hermanto
  • Eddie Garcia

Sinopsis:

“Kelabang Seribu” adalah film aksi petualangan yang disutradarai oleh Imam Tantowi, dirilis pada tahun 1987. Film ini menampilkan Barry Prima dalam peran utama sebagai Singa Lawe, seorang pendekar sakti yang terkenal karena keberaniannya dan kemampuannya dalam seni bela diri.

Cerita dimulai dengan desa yang damai diambang kehancuran akibat teror yang disebarkan oleh Banaspati (diperankan oleh Advent Bangun), seorang penjahat dengan kekuatan luar biasa yang bersekutu dengan pasukan kegelapan.

Banaspati ingin menguasai desa dan mencari artefak kuno yang diyakini memiliki kekuatan mistis tak terbatas.

Penduduk desa yang ketakutan memohon bantuan kepada Singa Lawe untuk menyelamatkan mereka dari ancaman ini.

Granny Gondrongmanis (Wenny Rosaline), seorang tetua desa yang bijaksana, memberikan nasihat kepada Singa Lawe tentang cara menghadapi Banaspati dan menyelamatkan desa.

Dengan keberanian dan tekad yang kuat, Singa Lawe memulai perjalanan berbahaya untuk mengalahkan Banaspati.

Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan sekutu-sekutu baru seperti Pandansih (Anneke Putri), seorang pejuang wanita yang juga memiliki keterampilan bela diri yang hebat.

Konflik utama dalam film ini adalah pertarungan antara Singa Lawe dan Banaspati, yang tidak hanya merupakan duel fisik tetapi juga adu kekuatan mistis.

Singa Lawe harus mengatasi berbagai rintangan, termasuk menghadapi pasukan Banaspati dan mengungkap rahasia dari artefak kuno yang dicari Banaspati.

Doddy Sukma berperan sebagai Akuwu Ariamanik, seorang penguasa yang juga terlibat dalam perjuangan melawan Banaspati.

Karakter ini menambah lapisan intrik politik dalam cerita, memperlihatkan bagaimana berbagai kekuatan bersatu untuk melawan kejahatan.

Film ini menampilkan adegan-adegan aksi yang memukau dengan koreografi bela diri yang mengesankan, ciri khas dari film-film yang dibintangi Barry Prima.

Adegan-adegan pertempuran, penggunaan efek khusus, serta elemen-elemen mistis menjadikan “Kelabang Seribu” sebagai film yang menarik dan menghibur.

Imam Tantowi sebagai sutradara berhasil mengarahkan para aktor dalam menciptakan suasana yang menegangkan dan penuh aksi.

Karakter Banaspati yang diperankan oleh Advent Bangun juga memberikan penampilan yang mengesankan sebagai penjahat utama, menambah ketegangan dan drama dalam film ini.

Secara keseluruhan, “Kelabang Seribu” adalah film klasik Indonesia yang menawarkan perpaduan antara aksi, petualangan, dan elemen mistis yang memikat.

Film ini tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga memperlihatkan kekayaan budaya dan seni bela diri Indonesia melalui cerita yang epik dan karakter-karakter yang kuat.