5 Fakta Menarik tentang Gervonta Davis: Petinju Dunia yang Kini Menjadi Mualaf

Progres Kepahiang
Gervonta Davis saat hendak bertinju melawan Hector Luis Garcia pada ajang WBA World Lightweight Championship di Capital One Arena pada 7 Januari 2023 di Washington, DC. (Photo by Patrick Smith/Getty Images)

KEPAHIANG.PROGRES.ID – Gervonta Davis, petinju juara dunia yang baru-baru ini resmi menjadi mualaf, memberikan sorotan baru pada kisah hidupnya. Berikut adalah 5 fakta menarik tentang Gervonta Davis yang patut diketahui:

1. Petinju dengan Bayaran Puluhan Miliar

Gervonta Davis bukan hanya seorang petinju biasa. Dengan jaminan senilai 5 juta dolar AS atau sekitar Rp77 miliar ketika menghadapi Ryan Garcia, pendapatannya dari pertarungan tersebut mencapai sekitar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp154 miliar. Pertarungan-pertarungan seperti melawan Hugo Ruiz, Yuriorkis Gamboa, Leo Santa Cruz, dan Rolando Romero telah mengukir namanya di dunia tinju.

2. Pernah Dipenjara

Gervonta Davis menghadapi tantangan di luar ring. Pada tahun ini, ia menghabiskan 44 hari di penjara sebagai akibat dari kasus tabrak lari di Baltimore pada tahun 2020 yang melukai empat orang. Meskipun ia dilepaskan dengan syarat melakukan layanan publik selama 200 jam, pengadilan sebelumnya menetapkan hukuman 90 hari penjara dengan percobaan selama tiga tahun.

3. Julukan “Tank”

Gervonta Davis dikenal dengan julukan “Tank,” yang diberikan oleh salah satu pelatihnya. Julukan ini berasal dari kepala Davis yang lebih besar daripada tubuhnya. Gaya bertarungnya yang kuat dan agresif juga mencerminkan julukan tersebut, yang masih melekat padanya hingga saat ini.

4. Juara Dunia di 3 Kelas Berbeda

Kecemerlangan Davis tidak hanya terbatas pada satu kelas tinju. Dia berhasil meraih gelar juara dunia pada tiga kelas berbeda. Gelar pertamanya datang di kelas bulu super WBA pada tahun 2017, diikuti oleh gelar juara kelas welter ringan WBA pada 2019, dan kemudian gelar juara kelas ringan WBA pada 2021.

5. Ikuti Jejak Muhammad Ali dan Mike Tyson

Keputusan Davis untuk menjadi mualaf menempatkannya dalam jejak petinju legendaris seperti Muhammad Ali dan Mike Tyson. Ali, yang masuk Islam pada tahun 1964, dan Tyson, yang dilaporkan menjadi mualaf pada tahun 1992 atau 1994, telah membuka jalan bagi atlet-atlet lainnya untuk mengeksplorasi dan mengikuti keyakinan mereka.

Kehidupan Gervonta Davis yang luar biasa, baik di dalam maupun di luar ring, menambah dimensi baru pada kisahnya sebagai seorang petinju dunia yang kini juga telah memilih jalan Islam sebagai bagian dari perjalanannya.