Argentina Krisis Ekonomi, Sejumlah Warga Terpaksa Mengais Sampah, Seberapa Parahkah?

Progres Kepahiang
krisis argentina
Warga memilah buah dan sayuran di tong sampah dan berharap masih ada yang laik dikonsumsi (Foto: Istimewa)

KEPAHIANG.PROGRES.ID – Argentina tengah bergelut dengan badai ekonomi yang menghantamnya seperti ombak yang ganas. Inflasi melambung tinggi, dan biaya hidup di negara itu meningkat dengan cepat.

Dalam situasi yang sulit ini, banyak warga Argentina terpaksa mengambil langkah ekstrem untuk bertahan hidup.

Krisis ekonomi ini membuat sejumlah orang terpaksa mengais sampah untuk mencari sisa-sisa buah dan sayuran yang masih bisa dimakan.

Bahkan, tidak jarang para pengais sampah ini adalah orang-orang lanjut usia yang seharusnya menikmati masa tua dengan tenang.

Dilansir oleh Reuters pada tanggal 16 Maret 2024, tingkat inflasi di Argentina mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 276,2% dalam 12 bulan hingga Februari 2024.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintahan yang baru di bawah kepemimpinan Presiden Javier Milei untuk menstabilkan ekonomi tampaknya belum membuahkan hasil yang signifikan.

Sandra Boluch, seorang pedagang buah dan sayur di Buenos Aires, menyampaikan betapa sulitnya situasi ini bagi banyak orang.

Ia mengungkapkan bahwa mereka bahkan harus berbagi sisa-sisa buah dan sayuran dari kontainer sampah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan makanan.

“Ini sangat sulit dan menyedihkan karena begitu banyak orang, terutama orang lanjut usia, terpaksa melakukan hal ini,” ujar Sandra.

Ines Ambrosini, seorang warga yang berusia 62 tahun, juga merasakan dampak buruk dari kenaikan harga makanan yang tak terkendali. Meskipun ia berusaha mencari penawaran harga lebih baik di pasar grosir, namun kenaikan harga tetap membuatnya terpukul.

“Dampak dari kenaikan harga makanan sangat brutal,” ungkapnya. “Semuanya memerlukan banyak uang, dari makanan hingga daging dan produk susu. Berbelanja di pasar-pasar grosir ini adalah satu-satunya cara untuk menjaga dompet agar tidak kosong,” tambahnya.