Gelombang Solidaritas Palestina Menggempur Kampus Elite Eropa: Mahasiswa Sciences Po Berunjuk Rasa

unjuk rasa di universitas columbia new york
Mahasiswa dan pengunjuk rasa lainnya berada di tenda kemah di kampus Columbia University di New York pada Rabu, 24 April 2024. (Foto: AP via VOA Indonesia)

KEPAHIANG.PROGRES.ID – Semangat solidaritas untuk Palestina terus meluas, kali ini menyapa kampus ternama di Eropa.

Setelah aksi serupa di Amerika Serikat, kini giliran mahasiswa Sciences Po, universitas elite di Paris, yang menggelar demonstrasi untuk mendukung rakyat Palestina di tengah gejolak perang Gaza.

Aksi Pendudukan dan Pemblokiran Kampus

Demonstrasi dimulai pada Jumat (26/4/2024) di Institut Studi Politik Paris, yang dikenal sebagai Sciences Po.

Para aktivis pro-Palestina menduduki gedung pusat kampus, memblokir pintu masuk dengan tong sampah, kayu, dan sepeda. Mereka meneriakkan slogan-slogan dukungan untuk Palestina dan mengibarkan bendera Palestina.

Ketegangan memuncak di malam harinya. Demonstran pro-Palestina dan pro-Israel terlibat pertikaian di luar kampus, prompting intervensi dari polisi antihuru-hara.

Sekelompok demonstran pro-Palestina yang gigih menolak untuk bubar dan mengabaikan perintah polisi, berisiko ditangkap.

Tuntutan Pemutusan Hubungan dengan Israel

Para demonstran menuntut Sciences Po untuk memutuskan hubungan dengan institusi pendidikan di Israel. Mereka juga mengecam serangan udara Israel di Gaza yang menelan banyak korban jiwa.

Respon Universitas dan Negosiasi

Pihak Sciences Po merespon dengan tegas. Administrator Jean Bassères berjanji untuk mengadakan pertemuan pada minggu depan dan menunda proses disipliner terhadap para demonstran. Namun, sebagai imbalannya, para mahasiswa diminta untuk tidak mengganggu aktivitas perkuliahan dan institusi lainnya.

Inspirasi dari Gerakan di Amerika Serikat

Louise, salah satu demonstran, mengungkapkan bahwa aksi mereka terinspirasi oleh demonstrasi serupa di Universitas Columbia, New York, dan kampus-kampus elite lainnya di Amerika Serikat. “Solidaritas kami tetap utama untuk rakyat Palestina,” tegasnya.

Dampak Perang Gaza dan Demonstrasi Antisemitisme

Perang Gaza memicu perpecahan di Prancis, negara dengan populasi Islam dan Yahudi terbesar di Eropa Barat. Prancis sempat melarang demonstrasi pro-Palestina setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang dan meningkatnya sentimen antisemitisme.

Penangkapan Demonstran di Amerika Serikat

Ratusan mahasiswa dan bahkan beberapa profesor di Amerika Serikat telah ditangkap dalam aksi demonstrasi pro-Palestina di berbagai kampus elite. Gelombang solidaritas ini menunjukkan keprihatinan dan kecaman terhadap situasi di Palestina dan desakan untuk perdamaian.

Masa Depan Gerakan Solidaritas

Aksi di Sciences Po menandakan perluasan gerakan solidaritas Palestina ke Eropa. Bagaimana kelanjutan gerakan ini dan pengaruhnya terhadap situasi di Palestina masih harus dinantikan.

Seorang pengunjuk rasa, Louise, menuturkan aksi para mahasiswa tersebut terinspirasi oleh unjuk rasa serupa di Universitas Columbia, New York dan sejumlah kampus di AS lainnya.

“Tetapi solidaritas kami tetap menjadi yang pertama dan terutama terhadap rakyat Palestina,” tuturnya yang meminta media cukup mencantumkan nama depannya karena khawatir akan dampaknya.

Mahasiswa yang memprotes perang Israel-Hamas telah melakukan unjuk rasa di Universitas Columbia. Akibat unjuk rasa ini, sejumlah mahasiswa dan beberapa profesor bahkan telah ditangkap.


Exit mobile version