Apa Itu Tantrum: Ledakan Emosi yang Perlu Dipahami, Bukan Dihakimi

Progres Kepahiang
tantrum
Ilustrasi: Stephen Andrews/Pexels

KEPAHIANG.PROGRES.ID – Tantrum, atau amukan, adalah ledakan emosi yang intens dan tidak terkontrol, biasanya terjadi pada anak kecil. Namun, tantrum tidak hanya terjadi pada anak-anak. Orang dewasa juga dapat mengalami tantrum, meskipun dengan cara yang berbeda.

Tantrum ditandai dengan perilaku seperti menangis, berteriak, menjerit, melempar barang, memukul, atau bahkan menahan napas.

Mengapa Tantrum Terjadi?

Pada anak-anak, tantrum sering terjadi karena mereka belum memiliki kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik. Ketika mereka merasa frustrasi, marah, atau lelah, mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaannya selain dengan tantrum. Tantrum juga bisa menjadi cara anak untuk mendapatkan perhatian atau sesuatu yang mereka inginkan.

Pada orang dewasa, tantrum biasanya terjadi karena stres, frustrasi, atau ketidakmampuan untuk mengatasi emosi yang kuat. Orang dewasa yang mengalami tantrum mungkin memiliki riwayat trauma masa kecil atau masalah kesehatan mental lainnya.

Jenis-jenis Tantrum

Tantrum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

  • Tantrum frustasi: Terjadi ketika anak tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan atau tidak bisa melakukan sesuatu yang mereka coba lakukan.
  • Tantrum kelelahan: Terjadi ketika anak terlalu lelah atau lapar.
  • Tantrum sensorik: Terjadi ketika anak merasa kewalahan oleh stimulasi sensorik, seperti suara keras atau cahaya terang.
  • Tantrum manipulatif: Terjadi ketika anak menggunakan tantrum untuk mendapatkan perhatian atau sesuatu yang mereka inginkan.

Penjelasan Ahli

Dalam buku “Mengatasi Temper Tantrum pada Anak Prasekolah” yang ditulis dr. Izzatul Fithriyah, Sp.KJ, Dr. dr. Yunias Setiawati, Sp.KJ(K) dan dr. Sasanti Yuniar, Sp.KJ(K) “Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak. Namun, jika tantrum terjadi terlalu sering atau berlangsung lama, itu bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius.”

Ditulis pula dalam buku tersebut “Orang tua perlu memahami bahwa tantrum bukanlah tanda bahwa anak mereka nakal atau tidak patuh. Tantrum adalah cara anak untuk berkomunikasi bahwa mereka sedang mengalami kesulitan.”

Cara Menghadapi Tantrum

Cara menghadapi tantrum berbeda-beda tergantung pada usia anak dan penyebab tantrum. Namun, ada beberapa tips umum yang bisa dilakukan:

  • Tetap tenang: Jangan terpancing emosi saat anak sedang tantrum. Tetap tenang dan berikan anak waktu untuk menenangkan diri.
  • Berikan perhatian: Tunjukkan kepada anak bahwa Anda peduli dengan perasaannya. Dengarkan apa yang ingin mereka sampaikan.
  • Berikan batasan: Tetapkan batasan yang jelas dan konsisten tentang perilaku yang dapat diterima.
  • Jangan menyerah: Jangan berikan apa yang anak inginkan saat mereka sedang tantrum. Ini hanya akan mengajarkan mereka bahwa tantrum adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  • Berikan pujian: Pujilah anak saat mereka berhasil mengendalikan emosinya dengan baik.
    Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika tantrum anak terjadi terlalu sering atau berlangsung lama, atau jika Anda khawatir tentang perilaku anak Anda, sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog anak. Psikolog anak dapat membantu Anda memahami penyebab tantrum dan memberikan saran tentang cara mengatasinya.

Kesimpulan

Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak, tetapi penting untuk memahami penyebabnya dan cara mengatasinya. Dengan memberikan dukungan dan pengertian, Anda dapat membantu anak Anda belajar mengelola emosinya dengan lebih baik.