KEPAHIANG.PROGRES.ID – Nama Bung Towel atau Tommy Welly selalu disinggung warganet pecinta Timnas Indonesia sepanjang perhelatan AFC Asian Cup U-23 2024. Pasalnya, langganan komentator sepakbola ini kerap mengkritik pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-Yong.
Berikut profil singkat Bung Towel?
Dibalik kecakapannya dalam menganalisis sepak bola, ada sosok yang dikenal dengan sebutan Bung Towel, atau pemilik nama asli Tommy Welly. Ia Lahir di Bandung, Jawa Barat pada 5 Maret 1971, Bung Towel bukanlah sembarang pengamat sepak bola.
Sebelum memasuki dunia analisis sepak bola, Bung Towel mengawali perjalanan karirnya sebagai seorang jurnalis olahraga. Beliau telah mengukir sejarah di meja redaksi, membawa pengalamannya ke meja hijau pertandingan.
Bung Towel bukan sekadar seorang pengamat. Lahir dari keluarga yang mencintai olahraga, ayahnya seorang mantan pemain dan pelatih klub sepak bola. Bakat alamiah Towel dalam olahraga ini sudah terlihat sejak kecil.
Melalui pendidikan di Universitas Padjajaran (Unpad), dia memperdalam pengetahuannya di jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi. Namun, tak hanya berkutat di dunia akademis, dia juga menorehkan namanya di dunia jurnalistik sebagai wartawan di harian umum Bandung Pos.
Namun, panggilan untuk merajut analisis sepak bola membawa Towel ke jalan baru. Dia menjadi komentator dan pengamat sepak bola tanah air, terutama dalam kompetisi seperti Indonesia Super League (ISL).
Namun, kecerdasannya tak terbatas pada wilayah lokal. Bung Towel juga terlibat aktif dalam menganalisis dan mengomentari pertandingan-pertandingan sepak bola di Eropa. Anda bisa mendengarnya memberikan komentar berbobot di setiap pertandingan Liga Champions, dan tentu saja, laga-laga Timnas Indonesia.
Namun, kecintaannya pada sepak bola tak berhenti di komentar dan analisis saja. Dia juga pernah menjadi bagian dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), menjabat sebagai General Manager Football Development.
Tommy Welly, atau Bung Towel, adalah bukti hidup bahwa cinta pada sepak bola bisa membawa seseorang menjelajahi banyak lini, dari ruang redaksi hingga lapangan hijau, dari meja analisis hingga koridor keputusan federasi. Dalam setiap langkahnya, Towel terus menjadi suara kritis yang tak kenal lelah dalam dunia sepak bola.