Kontroversi TikTok: Menolak Tuduhan Pemblokiran Konten Pro-Palestina di Malaysia

Redaksi Progres
Foto: AP/Anjum Naveed

KEPAHIANG.PROGRES.ID- Platform media sosial TikTok mengatakan pada hari Jumat(27/10/2023) bahwa tuduhan yang diajukan oleh pemerintah Malaysia yang menyatakan bahwa mereka memblokir konten pro-Palestina adalah “tidak berdasar.”

Malaysia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, pada hari Kamis mengancam tindakan terhadap perusahaan media sosial TikTok dan Meta, dengan mengatakan bahwa platform-platform mereka telah dituduh membatasi konten yang mendukung Palestina.

Meta merespons pada hari Kamis dengan mengatakan bahwa tidak ada kebenaran dalam tuduhan tersebut dan mereka tidak dengan sengaja menekan suara-suara di platform Facebook mereka.
Seorang juru bicara TikTok, juga menolak tuduhan Malaysia yang menyatakan bahwa mereka memblokir konten pro-Palestina.

“Pernyataan tersebut tidak berdasar. Pedoman komunitas kami berlaku sama untuk semua konten di TikTok, dan kami berkomitmen untuk secara konsisten menegakkan kebijakan kami demi melindungi komunitas kami,” kata juru bicara tersebut melalui email kepada Reuters seperti dilansir pada hari Jumat (27/10/2023).

Baik Meta maupun TikTok telah menetapkan Hamas, gerakan Islam Palestina yang menguasai Gaza, sebagai “organisasi berbahaya” dan melarang konten yang memuji mereka.

Anggota Hamas menyerang komunitas di selatan Israel pada tanggal 7 Oktober. Israel mengatakan sekitar 1.400 orang termasuk anak-anak tewas, dan lebih dari 200 orang, beberapa di antaranya bayi, dijadikan sandera dalam serangan tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai oleh Hamas mengatakan pada hari Kamis bahwa sekitar 7.028 warga Palestina tewas dalam serangan udara balasan Israel, termasuk 2.913 anak-anak.

Namun menurut Reuters, angka -angka tersebut tidak dapat secara independen terverifikasi dengan fakta dilapangan.
Sejak kekerasan meletus, kedua perusahaan media sosial telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan moderasi, dan menghapus atau memberi label pada konten visual yang bersifat grafis.

Meta mengatakan pertengahan Oktober bahwa mereka telah menghapus atau memberi label pada hampir 800.000 konten berbahasa Ibrani dan Arab dalam beberapa hari setelah serangan pada tanggal 7 Oktober.

Demikian pula, TikTok mengatakan minggu ini bahwa mereka telah menghapus lebih dari 775.000 video dan 14.000 siaran langsung sejak serangan tersebut terjadi

 

sumber: Reuters