Penulis Terkenal George RR Martin dan John Grisham Gugat OpenAI ChatGPT, Terkait Hak Cipta

Redaksi Progres
A Song of Ice and Fire/istimewa

KEPAHIANG,PROGRES.ID– Penulis terkenal George RR Martin, yang dikenal sebagai penulis dari seri ‘A Song of Ice and Fire’ yang diadaptasi menjadi serial HBO populer, Game of Thrones, bersama dengan penulis ternama lainnya seperti John Grisham, telah menggugat OpenAI, perusahaan induk dari ChatGPT. Gugatan ini, yang diajukan ke Pengadilan New York pada Selasa (19/9) lalu, menyoroti isu-isu hak cipta yang telah muncul sehubungan dengan penggunaan ChatGPT dalam karyanya. Berita ini dilaporkan oleh BBC pada Minggu (24/9/2023).

Gugatan ini memiliki fokus utama pada penggunaan ChatGPT dalam membuat konten tanpa izin dari penulis. Para penggugat meyakini bahwa OpenAI telah melakukan pencurian sistematis dalam skala besar terhadap karya-karya mereka. Mereka menganggap bahwa penggunaan tanpa izin dari karya-karya mereka oleh ChatGPT merupakan pelanggaran hak cipta yang signifikan.

Dalam tanggapannya terhadap gugatan ini, juru bicara OpenAI menyatakan komitmen mereka untuk menghormati hak-hak penulis dan mendukung para penulis dalam mendapatkan manfaat dari teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT. Mereka menekankan bahwa penulis harus dapat memanfaatkan teknologi AI untuk kepentingan mereka.

“Mereka harus mendapat manfaat dari teknologi AI,” terang Open AI, seperti dilansir dari BBC melalui detik.com

OpenAI juga menyatakan niat mereka untuk terus berkomunikasi dan berdiskusi dengan penulis dan kreator kreatif di seluruh dunia guna memahami dan mengatasi keprihatinan yang mereka miliki terkait dengan perkembangan AI. Mereka berharap dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan dalam upaya bersama dengan para penulis.

“Kami optimis untuk terus menemukan cara yang saling menguntungkan dalam bekerja sama,” tambahnya.

Tidaklah baru bahwa OpenAI dihadapkan dengan gugatan sejenis yang berhubungan dengan masalah hak cipta di Amerika Serikat. Pada Juli 2023, komedian AS, Sarah Silverman, juga mengirim surat terbuka kepada OpenAI, meminta kompensasi karena penggunaan karyanya tanpa izin dalam konteks pengembangan ChatGPT.

Patrick Gold, seorang ahli hukum dari City University, London, memberikan pandangan bahwa gugatan ini mencerminkan keprihatinan yang lebih luas dalam beberapa industri yang merasa bahwa karyanya diabaikan oleh perkembangan teknologi AI. Dia menyatakan simpatinya kepada para penulis dan berharap bahwa mereka dapat memberikan bukti konkret tentang penggunaan ChatGPT dalam menyalin dan menduplikasi karya-karya mereka.

Gold juga berpendapat bahwa kekhawatiran para penulis dan kreator kreatif sebenarnya terkait dengan potensi AI untuk menggantikan peran mereka dalam proses kreatif. Mereka khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka karena perkembangan teknologi AI yang semakin canggih.

“Mereka sebenarnya tidak benar-benar khawatir tentang hak cipta, yang mereka khawatirkan adalah potensi AI untuk menghilangkan pekerjaan mereka,” tambahnya

Dalam konteks ini, gugatan ini menjadi representasi dari kompleksitas isu-isu hak cipta yang timbul seiring dengan perkembangan teknologi AI yang terus berlanjut. Terlepas dari hasil gugatan ini, isu-isu ini kemungkinan akan terus menjadi topik perdebatan dan diskusi dalam industri kreatif.