“Saya sangat ingin berterimakasih, karena dia yang menolong saya saat itu”

PROGRESKEPAHIANG.com – Komisioner KPU Kepahiang, Windra Purnawan yang menjadi saksi korban dalam persidangan tentang dakwaan rencana pembunuhan terhadapnya mengaku belum pernah bertemu dengan pengendara sepeda motor yang menyelamatkannya. Ia bahkan tak sempat mengucap terimakasih atau menanyakan identitas pengendara sepeda motor itu.

“Dia sepertinya mau melaju, tapi pas terhalang dengan kejadian itu, dia berbelok arah kembali ke arah Kepahiang, dia berhenti sejenak dan saya langsung naik ke sepeda motornya, dia langsung membawa saya melaju,”  kata Windra bersaksi pada sidang di PN Kepahiang, Kamis (24/3/2016).

Baca: Saat Para Terdakwa Menyerang Windra, Ada Aparat Polisi Menyaksikan

Seingatnya, sepeda motor yang dikenadarai pria itu bukan sepeda motor matic, namun sepeda motor bergigi atau persneling manual.

“Kalau seingat saya, sepeda motornya itu bergigi, bukan matic,”  jelas Windra.

Diungkapkannya, saat turun dari sepeda motor penolongnya itu, ia sama sekali tak ingat berterima kasih.

“Saya sangat sangat ingin berterimakasih, karena dia yang menolong saya saat itu. Tapi sampai detik ini saya tak pernah bertemu lagi, dan saya tak tahu identitasnya sama sekali,” bebernya.

Ditambahkannya lagi, tak hanya ingin berterimakasih, ia juga menginginkan orang yang menyelematkannya itu menjadi saudaranya.

“Saya akan jadikan saudara saya, kalau saya tahu,” imbuhnya.

Sempat Meminta Windra Turun

Meski terkesan menolang Windra, dalam perjalanan pengendara sepeda motor itu meminta Windra turun.

“Saya minta antarkan ke Polres waktu itu, tolong bawa aku ke Polres, kata saya, tapi si tukang ojek itu malah minta saya turun, ‘turunlah kau, mati aku kelak’ kata dia, terus saya bilang, ‘kalau aku turun, aku yang mati’ kata saya,”  Windra menceritakan.

Kemudian, lanjut Windra, ia meminta untuk dibawa ke SPBU Pasar Kepahiang saja karena lebih dekat. Ia pun ingat jika di SPBU itu ada anggota TNI yang bisa ia andalkan untung menolongnya saat itu.

“Waktu sampai depan pom bensin, saya langsung lompat dari motor, saya langsung teriak minta tolong ke Mas Supri (anggota TNI),”  bebernya.

Hanya dua kali panggilan, imbuh Windra, Supri pun muncul. Saat itu Supri mengaku ada mobil Avanza hitam berplat merah mengikutinya. 

“Saya bilang kalau saya mau dibunuh, saya minta dibawa ke Polres sama Mas Supri, tapi dia melarang karena ia melihat ada Avanza yang mengejar saya. Akhirnya, saya dibawa ke Koramil,” terangnya.

Saat di Markas Koramil, sambungnya, ia mulai merasakan sakit bekas sabetan parang dan luka yang mengenai tubuhnya.

“Saat berlari menyelamatkan diri, saya tak sadar kalau saya luka, tapi pas sudah di Koramil saya mulai merasa sakit,” akunya.(pid)

 


Exit mobile version