Bisnis  

Tren Harga Emas Menguat, Pemilk Emas Mendadak Tajir!

Redaksi Progres
istimewa

KEPAHIANG.PROGRES.ID- Harga emas masih gagal menembus level psikologis US$2.000 per troy ons, tapi tetap berada di jalur penguatan karena melemahnya dolar AS, seiring dengan investor yang menunggu kebijakan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed). Pada perdagangan Kamis (23/11/2023), harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,10% menjadi US$1.991,79 per troy ons.

Sementara itu, pada pukul 06.00 WIB Jumat (24/11/2023), harga emas di pasar spot naik 0,10% ke posisi US$1.993,80 per troy ons.

Meskipun harga emas menguat tipis saat dolar AS melemah, sebagian besar investor absen karena ketidakpastian terkait kebijakan suku bunga The Fed.

Dikutip dari Reuters, analis StoneX Rhona O’Connell mengatakan, “Tanpa adanya pengaruh baru, saya masih tidak berpikir bahwa emas memiliki momentum untuk mempertahankan harga jauh di atas US$2.000 untuk sisa tahun ini.”

Dia juga menambahkan bahwa “Kekuatan geopolitik mendasari kenaikan harga emas untuk jangka panjang, khususnya konflik Timur Tengah dan kemungkinan tekanan perbankan lebih lanjut di Amerika Serikat dan di tempat lain, jika salah satu atau kedua hal ini meningkat, kita kemungkinan akan melihat harga-harga emas akan melayang.”

Salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga emas adalah penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun menjadi 4,416% pada perdagangan sebelumnya dari 4,418% pada hari sebelumnya.

Emas tidak menawarkan imbal hasil, sehingga penurunan imbal hasil obligasi Treasury membuat emas lebih menarik.

Perdagangan emas relatif sepi karena sebagian besar pasar AS tutup untuk libur Thanksgiving. Analis senior ActivTrades, Ricardo Evangelista, menyatakan bahwa “Dolar sedikit melemah setelah data ekonomi kemarin, tapi itu hanya pergerakan pasar normal di tengah likuiditas yang lebih rendah.”

Investor mengubah harapan terkait penurunan suku bunga tahun 2024 setelah data menunjukkan penurunan jumlah orang AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran pada minggu lalu lebih besar dari perkiraan.

Klaim pengangguran AS turun 24.000 menjadi 209.000 pada pekan yang berakhir pada 18 November 2023. Ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih kuat dan bisa memengaruhi kebijakan The Fed.

Evangelista menambahkan, “Ketidakpastian sehubungan dengan apa yang akan dilakukan The Fed selanjutnya akan bertahan lebih lama.” Pejabat The Fed sepakat untuk melanjutkan dengan “hati-hati” dan hanya menaikkan suku bunga jika inflasi tidak terkendali, sesuai dengan risalah rapat tanggal 31 Oktober-1 November 2023.

Harga emas sangat dipengaruhi oleh suku bunga AS. Kenaikan suku bunga akan membuat dolar AS dan imbal hasil obligasi Treasury AS menguat, yang kurang menguntungkan bagi emas karena permintaannya menurun.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil obligasi Treasury AS melemah, sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dimiliki karena biaya kesempatan memegang emas menjadi lebih rendah.

 

 

Sumber: CNBC Indonesia