Rupiah Kembali Terjun Bebas! Mayoritas Mata Uang Asia Terpuruk

Progres Kepahiang
uang rupiah
Ilustrasi (Istimewa)

KEPAHIANG.PROGRES.ID – Rupiah kembali terjerumus dalam cengkeraman dolar AS pada hari ini, Jumat (19/04/2024). Dibuka di level Rp 16.179 per dolar AS, Rupiah tak kuasa menahan laju dolar dan berakhir di zona merah dengan nilai Rp 16.200 per dolar AS.

Nasib sial ini tak hanya menimpa rupiah. Mayoritas mata uang Asia pun bernasib serupa, terjerumus ke zona merah dan menandakan hari yang buruk bagi pasar keuangan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 10.36 WIB, rupiah di pasar spot exchange tercatat melemah 86,5 poin atau 0,53%, mencapai level Rp 16.173 per dolar AS.

Dolar Singapura pun tak luput dari koreksi, melemah 0,17% menjadi 1,35% per dolar AS. Dolar Taiwan menyusul dengan penurunan 0,48% menjadi 32,5 per dolar AS, dan won Korea pun tergelincir 0,99% ke level 1,38 per dolar AS.

Peso Filipina tak berdaya melawan dolar AS, melemah 0,85% menjadi 57,5 per dolar AS. Rupee India pun takluk dengan penurunan 0,01% menjadi 83,5 per dolar AS. Yuan Tiongkok pun tak luput dari koreksi, melemah 0,04% menjadi 7,24 per dolar AS, dan bath Thailand pun tergelincir 0,11% ke level 36,8 per dolar AS.

Di tengah gempuran dolar AS, hanya tiga mata uang Asia yang mampu bertahan, yaitu yen Jepang, dolar Hongkong, dan ringgit Malaysia. Yen Jepang menguat 0,19% menjadi 154,3 per dolar AS, dolar Hongkong naik 0,02% menjadi 19,7 per dolar AS, dan ringgit Malaysia menguat 0,10% menjadi 4,78 per dolar AS.

Penurunan nilai tukar rupiah dan mata uang Asia lainnya ini disinyalir akibat beberapa faktor, antara lain:

  • Kebijakan moneter ketat Bank Sentral Amerika (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan.
  • Ketidakpastian ekonomi global akibat perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia.
  • Permintaan dolar AS yang meningkat sebagai aset safe haven di tengah situasi global yang bergejolak.

Pelemahan mata uang Asia ini tentunya akan berdampak pada berbagai sektor, seperti perdagangan, investasi, dan pariwisata.

Bagi para pelaku usaha dan investor, situasi ini perlu diwaspadai dengan cermat dan diantisipasi dengan strategi yang tepat.

Pemerintah pun perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan meminimalisir dampak negatif dari pelemahan mata uang.