Kramat Tunggak: Dari Lokalisasi Jadi Islamic Center, Kini Heboh Jadi Judul Film Siskaeee dan Virly Virginia

Penutupan Lokalisasi Kramat Tunggak dan Transformasi menjadi Islamic Center

Pada tahun 1999, atas ide Gubernur Sutiyoso, Lokalisasi Kramat Tunggak akhirnya ditutup, dan Jakarta Islamic Centre dibangun di atasnya. Pada saat penutupan, jumlah pekerja seks wanita (WTS) yang diawasi oleh 258 mucikari mencapai 1.615 orang. Mereka tinggal di 277 unit bangunan dengan total 3.546 kamar. Situasi ini menimbulkan masalah bagi masyarakat di sekitar lokalisasi dan juga merusak citra Jakarta. Oleh karena itu, ada tekanan dari para ulama dan masyarakat untuk menutup Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak.

Desakan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial bersama Universitas Indonesia untuk mengukur tingkat penolakan masyarakat terhadap lokalisasi tersebut. Hasil penelitian ini merekomendasikan penutupan lokalisasi.

Pada tahun 1998, dikeluarkanlah Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 495/1998 yang mengatur penutupan lokalisasi Kramat Tunggak selambat-lambatnya pada akhir Desember 1999. Pada tanggal 31 Desember 1999, Lokalisasi Kramat Tunggak secara resmi ditutup melalui Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 6485/1998. Selanjutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan bekas lokalisasi Kramat Tunggak.

Dari berbagai usulan penggunaan lahan bekas, yang dilaksanakan adalah pembangunan Jakarta Islamic Centre.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *