KEPAHIANG.PROGRES.ID- Dalam film epik “Pancasona” (1989), kita diperkenalkan dengan dunia yang dipenuhi dengan kekuatan magis dan pertarungan sengit antara kebaikan dan kejahatan.
Cerita berpusat pada perjalanan Jaka Baruna (diperankan oleh Barry Prima), seorang pria muda yang berusaha menguasai ilmu sakti Pancasona dari gurunya yang bijaksana, Ki Baruna, dengan harapan menggunakan kekuatan itu untuk mengembalikan kedamaian ke tanah mereka.
Namun, perjuangan Jaka Baruna tidaklah mudah. Dia harus menghadapi Reksa Dipa (diperankan oleh Rudy Wahab) dan muridnya, Kangsa Legawa (diperankan oleh Yoseph Hungan), yang menggunakan kekuatan gelap mereka untuk menimbulkan kekacauan dan kehancuran di seluruh negeri.
Dengan bantuan Pratiwi (diperankan oleh Ziela Jalil), seorang wanita pemberani yang juga memiliki kemampuan magis, Jaka Baruna memulai perjalanan berbahaya untuk menghentikan kejahatan Reksa Dipa dan Kangsa Legawa.
Selama perjalanan mereka, mereka harus menghadapi berbagai rintangan dan ujian yang menguji kemampuan mereka serta keberanian mereka.
Mereka bertemu dengan berbagai karakter yang beragam, termasuk Sansang (diperankan oleh Sutrisno Wijaya), seorang ahli strategi yang bijaksana, dan Wulan (diperankan oleh Lily Trivosa), seorang penyihir muda yang memiliki kekuatan magis yang luar biasa.
Dengan bantuan teman-teman barunya, Jaka Baruna menghadapi Reksa Dipa dan Kangsa Legawa dalam pertarungan epik yang menentukan nasib dunia mereka.
Namun, apakah kekuatan Pancasona dan keberanian mereka cukup untuk mengalahkan kegelapan yang mengancam untuk menguasai seluruh negeri?
Dalam “Pancasona”, penonton dihadapkan pada petualangan yang penuh dengan aksi, sihir, dan pertarungan yang mendebarkan, sementara juga disuguhkan dengan pesan-pesan tentang kekuatan persahabatan, keberanian, dan kebaikan yang selalu berjuang melawan kejahatan.
Dengan pemeran-pemeran yang kuat dan cerita yang memikat, film ini menjadi sebuah kisah yang tak terlupakan tentang perjuangan antara cahaya dan kegelapan.