Ekuador Mencekam, Baku Tembak dengan Kelompok Gembong Narkoba hingga Presiden Umumkan Perang!

ekuador perang dengan gembong narkoba
Sumber foto: Al Jazeera

PROGRES.ID – Ekuador sedang mencekam dalam dua hari terakhir. Ini ditandai dengan baku tembak antara gerombolan kriminal dan aparat keamanan.

Sebuah kelompok pria bersenjata menghebohkan Kota Guayaquil dengan menyerbu stasiun televisi TC, yang sedang melakukan siaran langsung. Mereka menyandera pegawai sambil mengacungkan senjata dan granat. Tidak hanya itu, kelompok tersebut juga menduduki sebuah universitas di Guayaquil dan menyandera sejumlah mahasiswa. Serangan ini berakhir dengan penahanan 13 tersangka.

Sementara itu, insiden kekerasan ini menelan korban dari pihak keamanan, dengan 11 orang aparat tewas. Kekerasan tersebut melibatkan pembakaran kendaraan, blokade, dan serangan bom di beberapa propinsi.

Seiring dengan itu, lembaga pemasyarakatan nasional mengumumkan bahwa para narapidana telah menyandera 139 sipir penjara pada Rabu, 10 Januari 2024. Wabah kekerasan ini dipicu oleh pelarian Jose Adolfo Macias, atau dikenal sebagai El Fito, pemimpin Los Choneros, organisasi kekerasan yang menguasai perdagangan narkotika di Ekuador. El Fito diduga merupakan bagian dari Kartel Sinaloa, sindikat kriminal asal Meksiko.

Presiden Ekuador, Daniel Noboa, menyatakan perang terhadap kartel narkotika dan gerombolan kriminal tersebut. Noboa menggambarkan aksi kekerasan dari gembong narkoba sebagai tindakan teroris.

Dalam wawancara dengan Radio Canela, Noboa menyatakan, “Kita menyatakan perang. Kita tidak boleh menyerah kepada teroris ini. Kita akan melakukan apa yang diperlukan untuk menghapus rasa tidak aman.” Pada Selasa, 9 Januari, Noboa menyatakan kondisi konflik bersenjata internal dan mengidentifikasi 22 kelompok kriminal sebagai organisasi teroris, memerintahkan tentara untuk bergerak melawan mereka.

Langkah-langkah dramatis termasuk penerapan jam malam dan tindakan keras terhadap pejabat kehakiman yang terlibat. Noboa juga mengancam untuk mendepotasikan tahanan asing, terutama warga Kolombia, untuk mengurangi kepadatan penjara. Sebanyak 1.500 tahanan Kolombia dijadwalkan untuk dideportasi mulai pekan ini.


Exit mobile version