Deretan Kontroversi yang Mewarnai Olimpiade Paris 2024, Viral dan Jadi Sorotan di Seluruh Dunia

progres logo

KEPAHIANG.PROGRES.ID- Olimpiade Paris 2024, yang dimulai pada 26 Juli, tidak hanya menjadi panggung bagi prestasi olahraga, tetapi juga memicu berbagai kontroversi yang menyita perhatian publik di seluruh dunia.

Sejak acara pembukaannya, berbagai insiden telah menciptakan perdebatan panas di media sosial, mengguncang publik dan membentuk sorotan yang tak terduga.

Kontroversi Sejak Acara Pembukaan

Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 langsung menghadapi kecaman dari komunitas Kristen dan Katolik global setelah penyelenggara menampilkan parodi lukisan “Perjamuan Terakhir” karya Leonardo da Vinci.

Keputusan ini memicu kritik tajam mengenai sensitifitas budaya dan agama, menjadi sorotan utama di media sosial.

Insiden Kontroversial yang Mewarnai Olimpiade

Berikut beberapa kontroversi utama yang mencuri perhatian di Olimpiade Paris 2024 Melansir dari The Standard dan Forbes:

  • Keterlibatan Atlet dengan Rekam Jejak Kriminal

Salah satu kontroversi terbesar melibatkan atlet voli Belanda, Steven van de Velde, yang terlibat dalam kasus kekerasan seksual delapan tahun lalu.

Meskipun sudah menjalani hukuman penjara pada tahun 2016, keterlibatannya dalam Olimpiade Paris 2024 memicu perdebatan tentang etika dan integritas dalam olahraga.

  • Perdebatan Identitas Gender dalam Tinju

Kontroversi juga muncul di cabang tinju ketika petinju Aljazair, Imane Khelif, bertanding melawan Angela Carini dari Italia.

Khelif yang dikenal memiliki kelainan perkembangan seks, menghadapi pertanyaan tentang identitas gendernya di media sosial.

Khelif sebelumnya didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Wanita 2023 karena masalah kelayakan gender.

  • Larangan Hijab bagi Atlet Wanita Muslim

Larangan pemerintah Prancis terhadap penggunaan hijab oleh atlet wanita Muslim memicu ketegangan di Olimpiade Paris 2024.

Kontroversi ini semakin memanas ketika duo pemain bola voli Mesir, Doaa Elghobashy dan rekan setimnya, melawan Spanyol dengan mengenakan hijab, menantang aturan dan menyoroti isu kebebasan beragama.

  • Pencemaran Air di Sungai Seine

Keamanan air di Sungai Seine juga menjadi sorotan setelah latihan triathlon dibatalkan dua kali akibat kualitas air yang buruk.

Kekhawatiran meningkat setelah atlet Belgia, Michel, dilaporkan terjangkit E.coli. Isu ini menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan atlet dan kesiapan infrastruktur.

  • Persaingan Ketat di Lari 100 Meter Putra

Dalam cabang lari 100 meter putra, persaingan antara Noah Lyles dari AS dan Kishane Thompson dari Jamaika berakhir sangat ketat.

Meskipun keduanya melewati garis finis hampir bersamaan, Lyles dinyatakan sebagai pemenang dengan waktu 9,784 detik, hanya sedikit lebih cepat dari Thompson yang finis dalam 9,789 detik.

Selisih waktu seperseribu detik mencatatkan rekor ketat sejak Olimpiade Moskow 1980.

Pengaruh Media Sosial terhadap Persepsi Publik

Menurut Paul Miser, Wakil Presiden Eksekutif di The How Agency, media sosial telah mengubah cara publik menyaksikan Olimpiade.

Dengan akses yang lebih cepat dan jangkauan yang lebih luas, publik dapat menyebarluaskan dan mendiskusikan momen-momen kontroversial di luar acara utama.

Ini mengubah fokus dari prestasi olahraga ke perdebatan sosial dan etika.

“Media sosial memungkinkan pengguna untuk memutuskan apa yang mereka anggap menarik, menarik, dan layak diberitakan,” jelas Miser dikutip dari Forbes.

Dengan berbagai kontroversi yang terus berkembang, Olimpiade Paris 2024 tidak hanya menjadi ajang pertarungan atletik, tetapi juga arena perdebatan global yang menyentuh isu-isu budaya, sosial, dan politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *