JT-60SA, Matahari Buatan Jepang yang Diklaim Bakal Jadi Sumber Energi Masa Depan

Progres Kepahiang
pembangkit nuklir
Foto: Pixabay via Pexels

KEPAHIANG.PROGRES.ID – Reaktor fusi nuklir JT-60SA, yang baru saja diresmikan di Jepang pada 1 Desember 2023, menandai tonggak sejarah dalam eksplorasi energi masa depan manusia.

Tentu Anda tidak membayangkannya seperti matahari sungguhan. Namun ini adalah reaktor fusi nuklir yang disebut sebagai “Matahari buatan.” Reaktor ini menjadi pusat perhatian sebagai potensi sumber energi bersih, aman, dan bebas karbon untuk kebutuhan global.

Berlokasi di Naka, utara Tokyo, reaktor setinggi enam lantai ini mengadopsi desain tokamak berbentuk donat yang berisi plasma berputar dengan suhu mencapai 200 juta derajat Celsius. Proyek ini merupakan kolaborasi antara Uni Eropa dan Jepang, menjadi prekursor proyek lebih besar, ITER (International Thermonuclear Experimental Reactor), yang sedang dikembangkan di Prancis.

JT-60SA dan ITER bertujuan untuk menyelidiki kelayakan fusi sebagai sumber energi masa depan, di mana energi yang dihasilkan melampaui yang digunakan untuk produksinya. Melibatkan lebih dari 500 ilmuwan, insinyur, dan 70 perusahaan di Eropa dan Jepang, JT-60SA menciptakan peluang untuk lebih mendekatkan kita pada era energi fusi.

Wakil pemimpin proyek, Sam Davis, menyatakan bahwa perangkat ini mencerminkan kolaborasi yang luar biasa dan membawa kita lebih dekat ke era energi fusi. Menurut Komisaris Energi Uni Eropa Kadri Simson, JT-60SA adalah tokamak paling canggih di dunia, dan dimulainya operasinya adalah tonggak sejarah dalam penelitian fusi.

Fusi nuklir menjadi kunci bauran energi abad ke-21, dan prestasi dicapai di JT-60SA membuka pintu bagi potensi energi bersih. Meskipun prestasi sejenis telah terjadi di National Ignition Facility di AS, dengan metode fusi kurungan inersia, pendekatan JT-60SA dan ITER membuka jalur baru untuk eksplorasi energi terbarukan.

Fusi, dengan perbedaan signifikan dari fisi, menjanjikan sumber energi yang aman tanpa risiko bencana nuklir dan produksi limbah radioaktif yang lebih sedikit. Keberhasilan reaktor JT-60SA menunjukkan langkah nyata menuju masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.