Pendapatan Industri Chip China di Semester Pertama 2023 Melesat, Mengurangi Ketergantungan pada AS

network world

KEPAHIANG,PROGRES.ID– Pendapatan besar dari industri chip China mengalami lonjakan pada semester pertama tahun 2023, menurut laporan terbaru dari sebuah firma riset yang dirilis pekan ini. Hal ini mencerminkan komitmen Beijing untuk terus mengembangkan kemandirian dalam industri semikonduktor dan mengurangi ketergantungannya pada Amerika Serikat (AS).

Sepuluh produsen chip teratas di China secara bersama-sama berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar 16,2 miliar yuan atau sekitar Rp 34,3 triliun pada semester pertama tahun 2023, berdasarkan laporan dari firma riset CINNO.

Semikonduktor adalah teknologi yang sangat penting untuk pengembangan berbagai inovasi, mulai dari smartphone hingga satelit. Sebelumnya, AS mendominasi sektor semikonduktor ini.

Hubungan yang memanas antara AS dan China telah berdampak negatif pada bisnis teknologi di negara yang dipimpin oleh Xi Jinping. AS bahkan telah melarang ekspor teknologi canggih pembuatan chip ke China.

Sebagai akibatnya, China sempat tertinggal dari AS, Korea Selatan, dan Taiwan, seperti yang dilaporkan oleh CNBC International pada Jumat (29/9/2023).

Namun, China tidak menyerah begitu saja dan secara perlahan mulai bangkit. Baru-baru ini, perusahaan Huawei, yang telah dimasukkan dalam daftar hitam AS, berhasil membuktikan kemandiriannya dengan meluncurkan HP Mate 60 Pro yang mendukung jaringan 5G tanpa mengandalkan teknologi dari AS.

Hal ini telah membuat pemerintahan Joe Biden merasa kesal. AS telah menuduh China melanggar sanksi dagang yang diberlakukan oleh AS dan enggan mengakui kemampuan China dalam memproduksi chip canggih secara mandiri.

Ke depan, para analis memprediksi bahwa industri chip China akan terus mengejar ketertinggalannya. CINNO bahkan menyebutkan Naura Technology Group sebagai salah satu produsen chip dengan pendapatan terbesar di China.

Pendapatan Naura meningkat sebesar 68% dari tahun ke tahun, dengan berhasil mengumpulkan 7 miliar yuan selama semester pertama tahun 2023. Di posisi kedua, terdapat Advanced Micro-Fabrication Equipment China (AMEC) yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 28% menjadi 2,53 miliar yuan.

Sementara itu, di posisi ketiga terdapat ACM Research yang berhasil mengumpulkan 1,61 miliar yuan dalam enam bulan terakhir.

Dilansir dari CNBC Indonesia, meskipun begitu, China masih menghadapi kendala dalam mengakses teknologi chip canggih dari perusahaan Belanda, ASML. AS telah meminta Belanda dan Jepang untuk ikut melarang ekspor teknologi chip canggih ke China.

ASML adalah produsen peralatan manufaktur chip canggih yang dikenal sebagai mesin lithography ultraviolet. Alat yang sangat mahal ini sangat penting untuk pembuatan chip canggih yang efisien.


Exit mobile version