PLN GG Sedang Cari Investor Untuk Garap Proyek Panas Bumi Kepahiang

Progres Kepahiang
Air Hitam
Lokasi wisata Air HItam Kepahiang yang saat ini menjadi destinasi wisata terbaru di Kabupaten Kepahiang. Di dalamnya terkandung panas bumi yang berpotensi menghasilkan energi listrik 110 MW (Foto: Disparpora Kepahiang/PROGRES.ID)
Air Hitam
Lokasi wisata Air HItam Kepahiang yang saat ini menjadi destinasi wisata terbaru di Kabupaten Kepahiang. Di dalamnya terkandung panas bumi yang berpotensi menghasilkan energi listrik 110 MW (Foto: Disparpora Kepahiang/PROGRES.ID)

KEPAHIANG, PROGRES.ID – PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) sedang mencari investor untuk mendanai proyek panas bumi (geothermal) di 8 Wilayah Kerja Pertambangan (WKP), termasuk salah satunya WKP panas bumi Kepahiang.

Menukil berita Katadata.co.id dengan judul berita ‘Garap 8 Proyek Panas Bumi, Anak Usaha PLN Butuh Dana Rp 14 Triliun’ disebutkan bahwa dana yang dibutuhkan untuk menggarap 8 proyek itu mencapai USD 1 Miliar atau setara 14,2 Triliun.

Direktur PT PLN GG Yudistian Yunis menuturkan, 8 WKP itu akan dikerjakan bersama dengan investor dengan porsi masing-masing 70% – 80% dan 20% – 30%. Ia berujar sudah ada 5 investor untuk menggarap sejumlah WKP panas bumi itu.
“Diharapkan mitra bawa juga pendanan, kami minta opsi itu di mitra, tapi yang utama kemampuan teknis,” kata Yudistian di Jakarta Convention Center, Rabu (14/8/2019) seperti dilansir Katadata.co.id.
Untuk diketahui, 8 WKP yang sedang dicarikan investornya itu yakni, Songa Wayaua dengan kapasitas 10 Megawatt (MW) di Provinsi Maluku Utara, Atedei dan Gunung Sirung dengan kapasitas masing-masing 5 MW di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Oka Ile Ange berkapasitas 10 MW di NTT. Kemudian WKP Gunung Tangkuban Perahu berkapasitas 55 MW di Jawa Barat, Gunung Ungaran kapasitas 55 MW di Jawa Tengah, WKP Kepahiang 110 MW di Provinsi Bengkulu, serta Danau Ranau 40 MW di Provinsi Lampung.
“Kami sedang diskusikan karena mitra itu kerja di upstream (hulu) panas bumi. Sementara PLN bergerak di downstream (hilir). Kami cari kolaborasi paling optimal,” ujar Yudistian.
Meski demikian, investasi senilai US$ 1 miliar tersebut masih disesuaikan dengan potensi pengembangan pembangkit yang akan dibangun di masing-masing wilayah kerja.
PLN GG menargetkan dalam dua hingga tiga bulan ke depan akan mengumumkan lima mitra yang akan mengerjakan 8 WKP tersebut. Setelah pengumuman pembagian wilayah kerja dilakukan, eksplorasi akan dimulai dan ditargetkan mulai beroperasi antara tahun 2023 hingga 2024.
Sekadar mengingatkan, pada tahun 2017, Bupati Kepahiang Hidayattullah Sjahid dan Bupati Rejang Lebong Ahmad Hijazi telah melakukan pertemuan dengan CEO Hitay Enegy Holding yang saat itu digadang-gadang sebagai calon investor pengelola WKP Kepahiang yang meliputi wilayah Kepahiang, Rejang Lebong dan Empat Lawang.
Namun, kabar perkembangan soal proyek panas bumi itu tak kunjung ada kemajuan, sehingga pada 2018 PT PLN kemudian membentuk anak usaha yang akan menggarap WKP Panas Bumi. (pid)