Review Film Malam Para Jahanam, Tayang 7 Desember 2023: Kengerian Bersejarah yang Menyisakan Misteri

icon situs berita progres
malam para jahanam
Poster Film Malam Para Jahanam

KEPAHIANG.PROGRES.ID – Film “Malam Para Jahanam” membawa kita ke kisah kelam Indonesia tahun 1965, terangkum dalam kemasan horor yang mendebarkan.

Produksi dari Starvision, film ini menyajikan kombinasi langka antara horor dan aksi, menghadirkan suasana yang jarang ditemui di perfilman Tanah Air. Film horor ini akan tayang pada 7 Desember 2023.

Sinopsis

Kisah dimulai di Desa Winongo pada tahun 1965, di tengah kejadian mencekam saat jenazah seorang lurah sedang dimandikan oleh sekelompok orang.

Namun, suasana duka itu terganggu oleh ketegangan antara Kyai Malik dan Bachtiar, yang saling memperlihatkan kecurigaan melalui tatapan mereka.

Ketegangan itu terputus oleh kehadiran obor yang tiba-tiba dilemparkan ke halaman rumah, menciptakan kepanikan di antara para hadirin.

Api dari obor itu menyambar seseorang, menciptakan kekacauan yang mencekam. Dan kekacauan itu meluas saat api menjalar ke rumah lurah, mengakibatkan serangkaian peristiwa mengerikan.

Kembali ke tahun 2023, penonton diperkenalkan pada kematian kakek Rendi, seorang mantan tentara. Rendi menemukan pesan untuk mengubur jasadnya di Desa Winongo bersama dengan barang-barang peninggalan lainnya.

Bersama teman-temannya, Rendi memulai perjalanan menuju desa itu, namun sejumlah kesulitan menghadang mereka, seperti kehilangan sinyal dan masalah teknis dengan mobil mereka.

Malam itu, mereka terpaksa bermalam di dekat rumah jagal. Di situlah keanehan dan ketegangan mulai muncul. Mereka terperangkap dalam pertarungan arwah yang mengerikan di sekitar rumah jagal, menghadapi serangkaian kejadian supernatural yang mengancam nyawa.

Upaya untuk menyelamatkan diri membawa mereka bertemu dengan Marni dan Dira, warga lokal dengan cerita menyeramkan tentang “malam para jahanam” yang menghantui Desa Winongo setiap tahunnya.

Mereka disarankan untuk tinggal di rumah Marni dan Dira selama tiga malam guna melindungi diri dari kejadian horor tersebut.

Film ini mempersembahkan horor yang unik dengan mengangkat peristiwa kelam dari tahun 1965 dan 1966 yang terkait dengan pembantaian terhadap pendukung komunisme.

Sebuah nuansa horor yang berbeda dari yang biasa disajikan dalam film-film Indonesia.

Adegan demi adegan disajikan dengan cermat, namun sayangnya chemistry antar karakter serta ketegangan horor yang diharapkan tidak sepenuhnya tersampaikan dengan baik.

Bentuk hantu yang dihadirkan pun, meskipun berbeda dari film horor lainnya, kurang memberikan kesan mencekam yang diinginkan.

Namun, film ini menyisakan pesan yang mendalam. Dalam keseramannya, “Malam Para Jahanam” ingin mengingatkan generasi muda akan kejadian mencekam di masa lalu, memastikan sejarah kelam itu tidak terlupakan.

Efek suara dan visual dalam film ini memperkuat kesan mencekam, membawa penonton langsung merasakan kehadiran kejadian tersebut.

Jumpscare yang tersaji dalam film ini, meskipun tidak selalu berhasil mengagetkan, terdapat beberapa adegan yang berhasil memicu ketegangan dan adrenalin penonton.

Dalam hal penokohan, beberapa aktor kawakan berhasil menyuguhkan peran yang menarik, meski beberapa kejanggalan logis di dalam cerita bisa dirasakan.

Meski begitu, film ini memberikan pengalaman yang berbeda dengan plot twist mengejutkan di tengah dan akhir cerita.

Meskipun film ini menghadirkan kejanggalan tertentu dalam penceritaannya dan efek khususnya, tetapi keterhubungannya dengan sejarah dan mistisisme Indonesia menjadikannya tontonan yang menarik untuk dinikmati.

Dengan menggali latar sejarah yang sensitif, “Malam Para Jahanam” memberikan pengalaman yang berbeda bagi penikmat film horor Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *