KEPAHIANG.PROGRES.ID – Film “Si Gobang” adalah salah satu film laga klasik Indonesia yang memadukan drama keluarga, aksi bela diri, dan nilai moral tentang kebenaran serta keadilan. Dirilis pada awal 1980-an, film ini disutradarai oleh Atok Suharto dan diproduksi oleh Ferry Angriawan di bawah bendera PT Virgo Putra Film.
Dengan latar kehidupan masyarakat pedesaan dan gaya sinematografi khas era 80-an, Si Gobang menghadirkan kisah seorang pendekar muda yang berjuang menegakkan kebenaran sekaligus mencari jawaban atas masa lalunya yang kelam.
Sinopsis Singkat Film Si Gobang
Setelah bertahun-tahun menimba ilmu dan memperdalam ajaran agama, Gobang (E.K. Soemadinata) kembali ke kampung halamannya sebagai pemuda saleh. Namun kedamaian yang ia harapkan lenyap begitu saja saat mendapati kenyataan pahit: orang tuanya telah meninggal dan kakaknya menghilang tanpa jejak.
Belum sempat menenangkan diri, Gobang terlibat dalam masalah besar. Ia dituduh sebagai pelaku pembunuhan terhadap seorang centeng kejam, padahal pelaku sebenarnya adalah seorang pendekar misterius bertopeng.
Berbekal keyakinan dan ilmu bela diri, Gobang bertekad menemukan siapa sosok di balik topeng itu untuk membersihkan namanya. Pertarungan pun tak terelakkan, hingga akhirnya terungkap rahasia mengejutkan yang mengubah jalan hidupnya.
Sinopsis Lengkap Si Gobang (1982)
Gobang, yang dulu dikenal sebagai pemuda biasa, kini kembali dengan ilmu silat dan ketenangan batin hasil tempaan spiritual. Saat pulang ke desanya, ia mendapati kehidupan lamanya telah hancur — kedua orang tuanya meninggal dunia dan kakaknya lenyap tanpa kabar.
Suatu hari, terjadi pembunuhan terhadap seorang centeng yang dikenal bengis. Tanpa bukti yang jelas, Gobang dijadikan tersangka utama. Beruntung, guru silatnya datang ke kampung itu dan berhasil membuktikan bahwa muridnya tidak bersalah.
Gobang lalu bertekad mencari pendekar bertopeng yang sebenarnya menjadi pelaku pembunuhan tersebut. Dalam pertarungan sengit antara dua pendekar tangguh, Gobang akhirnya berhasil melukai sang musuh. Namun, ketika topeng itu terlepas, betapa terkejutnya ia — pendekar bertopeng itu ternyata kakaknya sendiri yang selama ini menghilang.
Kakaknya kemudian mengungkapkan kebenaran pahit: kematian orang tua mereka bukan kecelakaan, melainkan akibat perbuatan jahat centeng dan majikannya. Dengan kebenaran itu, Gobang dihadapkan pada dilema antara memaafkan atau membalas dendam.
Makna dan Nilai Moral Film Si Gobang
Meski bergenre laga, Si Gobang menyimpan pesan moral mendalam. Film ini menggambarkan bagaimana kebaikan, kesabaran, dan keimanan mampu mengalahkan kebencian serta dendam.
Gobang tidak hanya berjuang melawan kejahatan, tetapi juga melawan amarah dalam dirinya sendiri. Cerita ini menjadi refleksi tentang pentingnya menjaga kehormatan dan mencari kebenaran tanpa mengorbankan kemanusiaan.
Data Produksi Film Si Gobang
- Judul Film: Si Gobang
- Sutradara: Atok Suharto
- Produser: Ferry Angriawan
- Produksi: PT Virgo Putra Film
- Negara: Indonesia
- Durasi: 83 menit
- Genre: Aksi / Drama
- Klasifikasi Usia: 17+
- Pemeran Utama: E. K. Soemadinata
Kenapa Film Si Gobang Layak Ditonton Kembali
- Kisah heroik klasik Indonesia yang masih relevan dengan nilai moral masa kini.
- Aksi laga tradisional tanpa efek CGI, menampilkan keaslian bela diri dan sinematografi era 80-an.
- Cerita penuh emosi dan kejutan, terutama saat terungkap hubungan antara Gobang dan pendekar bertopeng.
- Menjadi salah satu film yang memperkuat identitas sinema laga Indonesia di masa keemasan perfilman nasional.
Kesimpulan
Si Gobang bukan sekadar film aksi, tetapi sebuah kisah perjalanan batin seorang pendekar dalam mencari kebenaran dan kedamaian hati. Dengan alur penuh kejutan, aksi silat autentik, dan pesan moral yang kuat, film ini tetap menjadi salah satu karya laga legendaris Indonesia yang layak dikenang.
***
